Bisnisbandung.com - Akademisi hukum tata negara Jimly Asshiddique mengungkapkan kekhawatirannya tentang budaya politik di Indonesia yang masih sangat feodal.
Menurut Jimly Asshiddique meskipun Indonesia merupakan negara republik, praktik politik di tanah air kita lebih mirip dengan budaya kerajaan.
Jimly Asshiddique menyoroti kurangnya ketegasan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam mengambil keputusan.
Baca Juga: Mahalini Recycle ulang lagu sountrack Heart Sampai Menutup Mata
Ia menyatakan bahwa KPU sering kali terlalu berhati-hati dan takut terhadap reaksi dari pihak lain seperti DPR.
Dikutip dari youtube kompas, Jimly Asshiddique menjelaskan "KPU harus berani membuat keputusan tanpa harus takut akan dampaknya."
"Jika keputusan diambil meskipun ada ketidakpuasan setidaknya masyarakat mendapatkan kepastian," tegasnya.
Jimly Asshiddique menekankan bahwa independensi harus tercermin dalam tindakan bukan hanya sekadar pernyataan.
Ia mengingatkan bahwa ketua KPU dan Bawaslu perlu menunjukkan sikap independen secara nyata dalam penampilan dan keputusan mereka.
"Independensi ini penting untuk menjaga kepercayaan publik dan memastikan integritas proses pemilu," ujarnya.
Jimly Asshiddique juga menyoroti bahwa budaya feodal di Indonesia sudah ada sejak lama.
Ia mengingatkan bahwa sejak era Presiden Sukarno hingga sekarang, sikap menghormati pemimpin secara berlebihan telah mengakar.
"Dari Sukarno hingga sekarang, budaya ini terus berlanjut. Padahal pemimpin juga manusia yang tidak luput dari kesalahan," ungkapnya.
Baca Juga: Dirut Pertamina Cek Ketersediaan Elpiji 3Kg di Surakarta