Bisnibandung.com - Mohamad Sobary menyatakan bahwa hilangnya Anies dari panggung politik tidak akan menimbulkan dampak signifikan.
Menurut Sobary, Anies tidak memiliki karakter kepemimpinan yang kuat atau ambisi besar yang dapat menjadikannya sebagai sosok yang membawa perubahan nyata di politik Indonesia.
Sobary menilai bahwa selama Anies berkiprah di dunia politik, termasuk saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, ia belum menunjukkan kepemimpinan yang visioner atau inovatif.
Anies dianggap kurang mampu menunjukkan arah yang jelas atau mengambil sikap tegas dalam berbagai isu.
Baca Juga: Bongkar Kerusakan Pemerintahan! Prof. Ikrar Nusa Bhakti Soroti Kebijakan yang Merugikan
Hal ini, menurut Sobary, menempatkan Anies sebagai tokoh politik yang kurang relevan di tengah tuntutan perubahan yang semakin mendesak.
Lebih lanjut, Sobary menekankan pentingnya seorang pemimpin memiliki "strong point" atau keunggulan yang jelas dalam visi dan misi politiknya.
“Ketika dia jadi gubernur, dia punya catatan. Catatan saya, ketika hak interpelasi atau hak rakyat untuk bertanya itu tidak boleh,” ungkapnya dilansir dari Indonesia Lawyers Club.
“Itu seorang tokoh perubahan? Tokoh modern yang ingin menunjukkan watak demokratik, pemimpin demokratik,” lanjutnya.
Anies dinilai tidak memiliki hal tersebut, dan lebih sering bersikap pasif ketika dihadapkan pada berbagai situasi kritis.
“Ada partai-partai politik yang ingin mengajukan hak interpelasi mengenai ini, perkara ini, mengenai apa, tidak boleh! Tidak boleh bertanya! Orang-orang dikumpulkan di rumahnya,” lugas Sobary.
“Itu, Bung, itu ironi besar bagi orang seperti saya, yang punya catatan, tidak dengan tangan, catatan itu dalam jiwa, catatan jiwa tentang karakter manusia,” sambungnya.
Baca Juga: Rocky Gerung Buka Suara, Begini Kronologi Awal Keributan Dengan Silfester