Bisnisbandung.com - Irma Suryani anggota Partai Nasdem menyampaikan pandangan tajam mengenai tanggung jawab partai politik terhadap segala kesalahan yang terjadi di Republik Indonesia.
Irma Suryani menyoroti beberapa aspek penting tentang dinamika politik saat ini.
Menurut Irma Suryani paradigma berpikir bangsa ini sering kali menganggap bahwa kekuasaan yang sudah selesai berarti berakhir begitu saja.
Dikutip dari youtube Indonesia Lawyers Club, Irma Suryani menjelaskan "Kita sering melihat bahwa setelah seseorang berkuasa dan selesai masa jabatannya, semua dianggap selesai. Ini adalah pandangan yang kurang tepat."
Irma Suryani menegaskan bahwa tidak ada gading yang tidak retak.
Meskipun Partai Nasdem secara aktif mendukung pemerintahan Jokowi, ia mengakui bahwa setiap pemerintahan pasti memiliki kekurangan.
Ia juga menekankan bahwa partai politik terutama yang pragmatis seringkali bertanggung jawab atas kesalahan-kesalahan yang terjadi di negara ini.
"Partai politik yang pragmatis seringkali menjadi faktor utama dalam menghindari tanggung jawab," katanya.
Baca Juga: Gelar Pertemuan di Kota Bandung, SAI Canangkan Kesejahteraan Para Member
Dalam pandangannya Irma Suryani juga mengkritik bagaimana pemerintah dan oposisi berinteraksi.
Ia berpendapat bahwa pemerintah yang terlalu absolut cenderung menjadi diktator, sementara oposisi yang tidak bersikap nasionalis dapat menjadi destruktif.
"Ketika oposisi hanya menolak segala sesuatu tanpa memberikan solusi konstruktif, hal ini juga merugikan," ungkapnya.
Irma Suryani menjelaskan keputusan Partai Nasdem untuk tidak mengambil posisi menteri dalam kabinet sebagai langkah untuk menghindari risiko kompromi.