nasional

Eep Saefulloh Ungkap Kenangan Tentang Jokowi Hingga Menjadi Bapak Nepotisme

Jumat, 30 Agustus 2024 | 21:45 WIB
Jokowi dan kedua anaknya (Tangkap layar youtube Keep Talking)

Bisnisbandung.com - Presiden Jokowi, akan segera mengakhiri masa jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober 2024 dan menyerahkan kursi kepresidenan kepada Prabowo Subianto.

 Eep Saefulloh, mengungkapkan kenangan dan penilaiannya mengenai kepemimpinan Jokowi, termasuk tantangan yang dihadapi serta warisan yang akan ditinggalkannya.

Menurut Eep Saefulloh, Jokowi dikenang sebagai presiden yang berhasil membangun infrastruktur secara signifikan dalam waktu yang relatif singkat.

Baca Juga: Anies Bawedan Akan Rugi Jika Maju di Pilgub Jabar, Hersubeno Arief Beberkan Perhitungannya

 Kecepatan dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan proyek-proyek besar menjadi salah satu ciri khas kepemimpinan Jokowi.

 Namun, hal ini juga membawa tantangan tersendiri. Ia menggarisbawahi bahwa keputusan cepat sering kali bertabrakan dengan kebutuhan untuk mempertimbangkan berbagai aspirasi masyarakat.

“Keunggulan dari keputusan yang cepat adalah masalah bisa terkelola lebih baik dibandingkan dengan keputusan yang terlambat, karena masalah sendiri bergerak dan pergerakan masalah bisa jadi lebih cepat dibandingkan dengan kemampuan kendali sang pemimpin,” ujarnya.

“Keputusan Jokowi yang terbiasa cepat membuat masalah tidak lebih cepat dari jalan keluar yang dihasilkan,” terusnya.

Baca Juga: Bersyukur Anies Tolak Diusung PDIP di Jawa Barat, Pendapat Rasional Para Pendukungnya

Eep Saefulloh mencatat bahwa meskipun Jokowi dikenal sebagai pengambil keputusan cepat, tidak semua keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan yang matang terkait dampaknya terhadap seluruh lapisan masyarakat.

 Ini menjadi perhatian terutama menjelang akhir masa jabatannya, ketika isu nepotisme muncul sebagai salah satu sorotan utama.

Dalam perspektif Eep Saefulloh, kecepatan dan keberanian Jokowi dalam mengambil keputusan adalah keunggulan, namun juga dapat menjadi kelemahan jika tidak diimbangi dengan kehati-hatian dalam mendengarkan aspirasi publik.

 Hal ini tampaknya menjadi bagian dari warisan yang akan dikenang dari kepemimpinan Jokowi, di mana keputusannya sering kali memicu perdebatan dan kritik.

Baca Juga: Asosiasi TV Lokal Indonesia (ATVLI) Gelar Rakernas 2024, Siap Hadapi Tantangan Digitalisasi

Halaman:

Tags

Terkini