Bisnisbandung.com - Presiden Jokowi melakukan upacara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia yang digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 17 Agustus kali ini mendapat sorotan tajam.
Keputusan Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menolak undangan hadir dalam acara tersebut menjadi salah satu berita utama.
Menurut pengamat politik Rocky Gerung salah satu isu utama yang mencuat adalah besarnya anggaran yang digunakan untuk upacara ini.
Baca Juga: Penting! Ini Pentingnya Memilih Pembalut yang Tepat
Menurut Rocky Gerung Presiden Jokowi mengalokasikan dana sebesar Rp87 miliar untuk merayakan HUT ke-79 RI di IKN.
Anggaran yang sangat besar ini memicu kritik dari berbagai pihak, terutama karena kondisi ekonomi rakyat yang semakin sulit.
Dikutip dari youtube pribadinya, Rocky Gerung menjelaskan "Banyak yang menilai bahwa dana sebesar itu seharusnya digunakan untuk kebutuhan yang lebih mendesak daripada sekadar upacara kemerdekaan."
"Keputusan Megawati dan SBY untuk tidak menghadiri upacara di IKN menunjukkan ketidaksetujuan mereka terhadap pelaksanaan acara tersebut," tambahnya.
Megawati memilih merayakan kemerdekaan di kantor PDIP, sementara SBY melaksanakan upacara di Pacitan.
Baca Juga: Sehat dan Lezat! Frisian Flag Low Fat Cocok untuk Semua Usia
Hal ini mengindikasikan adanya ketidakpuasan terhadap keputusan Jokowi untuk memindahkan upacara ke lokasi yang masih dalam tahap pembangunan.
Pengamat politik Rocky Gerung menilai bahwa keputusan Jokowi untuk memaksakan upacara di IKN adalah bentuk pencitraan yang tidak relevan dengan kebutuhan nyata rakyat.
Menurut Rocky Gerung anggaran yang begitu besar digunakan untuk menampilkan kesan megah dan membiayai kebutuhan pencitraan semata.
Rocky Gerung menambahkan bahwa hal ini hanya akan menambah ketidakpuasan masyarakat yang merasa upacara kemerdekaan seharusnya menjadi momen untuk merenungkan perjuangan dan janji-janji kemerdekaan, bukan sekadar ajang pamer infrastruktur.
Baca Juga: 3 Kelebihan Cowok Peka, Cewek Gak Bakalan Capek Deh!