Bisnisbandung.com - Airlangga Hartarto mantan Ketua Umum Partai Golkar tengah jadi sorotan.
Rinny Budoyo seorang pengamat politik mengkritik langkah Airlangga yang memilih mundur dari jabatannya.
Dalam pandangan Rinny Budoyo keputusan tersebut menunjukkan bahwa Airlangga tidak memiliki mental petarung yang dibutuhkan untuk bertahan di tengah badai politik.
Baca Juga: Mengapa Banyak Orang Mengalami Kegagalan? Berikut Penjelasannya
Diberitakan sebelumnya pada 24 Juli 2023 ketika Airlangga diperiksa selama 12 jam oleh Kejaksaan Agung terkait dugaan korupsi fasilitas ekspor minyak sawit mentah.
Pemeriksaan panjang itu disebut-sebut menjadi momen terberat dalam karier politiknya.
Airlangga yang tiba di Kejaksaan Agung pada pukul 09.30 pagi, baru bisa meninggalkan gedung tersebut sekitar pukul 21.30 malam.
Selama 12 jam itu Airlangga harus menjawab 46 pertanyaan yang diajukan jaksa penyidik.
Tak hanya itu, ia juga dibiarkan sendirian dan dalam kondisi tidak nyaman. Banyak yang menduga bahwa saat itu Airlangga berada di ambang penetapan status tersangka.
Baca Juga: Parenting dikehidupan sehari-hari, memahami 3 konsep dan 4 tips menerapkannya
Tak lama setelah pemeriksaan tersebut Airlangga mengambil keputusan besar.
ia mundur dari posisinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Langkah ini memunculkan spekulasi bahwa Airlangga memilih mundur untuk menghindari tekanan hukum dan politik yang semakin besar.
Rinny Budoyo menilai bahwa mundurnya Airlangga menunjukkan ketidakmampuan untuk bertahan dan melawan tekanan.
Baca Juga: Disney Umumkan Toy Story 5, Kisahkan Perjuangan Mainan Klasik di Era Teknologi