Bisnisbandung.com - Ketegangan kembali memanas antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sekjen PBNU Saifullah Yusuf dikabarkan berencana membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk merebut kembali kendali PKB dari tangan Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti langkah ini sebagai upaya kudeta internal.
Baca Juga: Persib vs Persis akan bertanding pada malam ini, Laga Menentukan di Piala Presiden 2024
"Habitat Saifullah Yusuf adalah politik, dia menyatakan akan membentuk Pansus untuk mengkudeta Cak Imin dari PKB," ujar Rocky Gerung yang dikutip dari youtube pribadinya.
Menurut Rocky Gerung ketegangan ini bukan hanya masalah individu tetapi juga struktural.
NU merasa PKB terlalu banyak memanfaatkan nama NU untuk kepentingan pribadi.
"Masalahnya NU tidak bisa mengendalikan PKB atau PKB terlalu banyak memanfaatkan nama NU untuk kepentingan pribadi," tambahnya.
Baca Juga: 4 Cara Efektif Mempertahankan Bisnismu di Tengah Persaingan yang Ketat Untuk Pemula
Rocky Gerung menambahkan bahwa PKB telah menjadi entitas politik yang mandiri dengan legitimasi sosiologis dan politik, berbeda dengan legitimasi kultural NU.
Konflik ini juga dipicu oleh dinamika keluarga antara Saifullah Yusuf, Cak Imin, dan keluarga Gus Dur.
"Saifulah Yusuf dan Cak Imin adalah sepupu dengan Yeni Wahid dan putri-putri Gus Dur lainnya. Ini seperti perang saudara," kata Rocky Gerung.
Jika NU berhasil merebut kembali PKB, akan ada implikasi besar terhadap struktur dan kepemimpinan PKB.
"Kalau PKB kembali ke NU berarti NU berpolitik lagi, bertentangan dengan prinsip PBNU untuk tidak berpolitik," ujar Rocky Gerung.
Baca Juga: 5 Cara Kamu Ampuh untuk Menghapus Masa Lalu Burukmu itu