Bisnisbandung.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali mengalami penurunan signifikan, mencapai level Rp16.400 per USD.
Kondisi ini diprediksi akan terus memburuk hingga menyentuh angka Rp17.000 per USD, jika tidak ada intervensi dari pemerintah.
Pelemahan ini dipicu oleh keputusan Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga tanpa perubahan, yang semakin menekan nilai tukar rupiah.
Dampak Keputusan The Fed
Keputusan The Fed untuk tidak mengubah suku bunga memberikan dampak besar terhadap mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Rocky Gerung Soroti Krisis Ekonomi, PHK Massal dan Rupiah Melemah Bagaimana Tanggapan Jokowi?
Ketidakstabilan ini membuat nilai tukar rupiah semakin tertekan.
Ketika suku bunga AS tetap tinggi, investor cenderung menempatkan dananya di AS, yang memberikan imbal hasil lebih menarik dibandingkan negara lain, sehingga permintaan terhadap dolar meningkat dan rupiah terdepresiasi.
Ketidakpastian Kebijakan Fiskal
Faktor lain yang turut berkontribusi terhadap pelemahan rupiah adalah ketidakpastian kebijakan fiskal menjelang transisi pemerintahan di Indonesia.
Situasi politik yang tidak menentu ini membuat investor global semakin berhati-hati dalam menilai aset-aset finansial di Indonesia.
Kepercayaan investor yang menurun mengakibatkan aliran modal keluar dari Indonesia, yang semakin memperburuk nilai tukar rupiah.
Prediksi Pelemahan Lebih Lanjut
Arianto Muditomo, seorang pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran, memprediksi bahwa rupiah masih berpotensi melemah hingga Rp16.700 hingga Rp16.900 per USD.