Rupiah Anjlok Diprediksi Hingga Rp17,000, Ancaman Kenaikan Harga Barang Impor Dan Krisis Ekonomi Mengintai?

photo author
- Jumat, 21 Juni 2024 | 12:30 WIB
Ilustrasi Uang dollar naik dan pecahan Rp50.000 - Rp100.000  (pixabay/@emaji)
Ilustrasi Uang dollar naik dan pecahan Rp50.000 - Rp100.000 (pixabay/@emaji)

Prediksi ini didasarkan pada analisis pasar terkini dan tren global yang tidak menguntungkan bagi rupiah.

"Jika tidak ada kebijakan yang konkret dari pemerintah untuk menstabilkan ekonomi, nilai tukar rupiah bisa terus terpuruk," ujar Arianto pada Rabu, 19 Juni 2024.

Baca Juga: Mau Dapat Satu Juta Rupiah Per Hari? Cobalah Ragam Pekerjaan Berikut!

Kenaikan Harga Barang Impor

Pelemahan rupiah membawa dampak langsung terhadap harga barang-barang impor.

Barang elektronik seperti laptop, handphone, dan aksesoris lainnya yang sebagian besar diimpor dari luar negeri diperkirakan akan mengalami kenaikan harga.

Ini akan berdampak pada daya beli masyarakat yang harus membayar lebih untuk produk-produk teknologi yang kini menjadi kebutuhan sehari-hari.

Peralatan Rumah Tangga dan Suku Cadang Kendaraan

Selain elektronik, peralatan rumah tangga seperti AC, kulkas, dan televisi juga akan terpengaruh.

Barang-barang ini mengandalkan komponen yang diimpor, sehingga pelemahan rupiah otomatis menaikkan biaya produksi dan harga jual.

Begitu pula dengan suku cadang kendaraan bermotor, yang akan terkena imbas dari kenaikan harga bahan baku impor, meningkatkan biaya perawatan kendaraan.

Kenaikan Harga Bahan Pangan dan Energi

Kenaikan harga juga akan dirasakan pada bahan pangan yang diimpor seperti kedelai, jagung, bawang putih, dan gandum.

Produk-produk ini sangat bergantung pada impor, sehingga kenaikan nilai tukar dolar langsung mempengaruhi harga di pasar domestik.

Tidak hanya itu, produk terkait energi seperti BBM, listrik, dan LPG non-subsidi juga akan mengalami kenaikan, menambah beban ekonomi masyarakat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X