Sumber-sumber yang terinformasi tentang gagasan ini menggambarkan sebuah forum yang lebih dinamis.
Di mana tidak hanya mantan presiden yang berbicara tetapi juga tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang termasuk akademisi, wartawan, dan budayawan.
Tujuannya adalah untuk menciptakan ruang bagi dialog terbuka dan kritis mengenai isu-isu publik.
"Jadi ada kabinet ada kekuasaan koalisi di parlemen tapi ada masyarakat sipil yang mengolah isu-isu itu dan presiden mau mendengar itu," ucapnya.
Baca Juga: AstraZeneca Akui Vaksin COVID-19 Dapat Menyebabkan Efek Samping langka
Namun, ada kekhawatiran bahwa forum semacam ini mungkin tidak efektif dalam menghadapi isu-isu aktual dan memungkinkan para pemimpin politik untuk saling mengkritik satu sama lain.
Rocky Gerung mengkhawatirkan bahwa forum semacam itu bisa menjadi tempat bagi para politisi untuk mengungkit proyek-proyek pemerintahan sebelumnya, terutama proyek-proyek yang dinilai 'mangkrak'.
Kritik juga dilontarkan terkait kemungkinan "Presidential Club" ini tidak akan menghasilkan ide-ide baru atau solusi inovatif untuk menanggapi masalah-masalah nasional.
Sebaliknya, forum semacam itu mungkin hanya akan menjadi ajang untuk retorika politik yang lebih dari sekadar diskusi substansial.
Baca Juga: Menag Yaqut Menegaskan: Visa tidak resmi, Sekarang menjadi tidak sah dalam ibadah haji
Rocky Gerung berharap "Presidential Club" Prabowo jika terwujud akan menjadi sebuah eksperimen politik yang menarik untuk diamati.***