"Dokumen itu tidak bisa bicara, oleh karena itu diberikan narasi agar narasinya bersifat akademis," tambahnya.
Rocky Gerung juga menyebut beberapa individu yang secara aktif berada di Mahkamah Konstitusi.
"Dokumen itu gak bisa bicara supaya dia bicara dibuatkan narasi," ungkap Gerung.
Film "Dirty Vote" semakin menarik perhatian masyarakat dengan menghadirkan narasi yang kontroversial dan mengupas realitas di sekitar Mahkamah Konstitusi.
Sejauh ini, film ini telah menjadi pembicaraan hangat di kalangan pecinta film dokumenter dan pengamat politik.***