Rocky Gerung menegaskan "Seharusnya Jokowi datang dengan pengakuan dosa bahwa saya bersalah, saya telah mengkhianati konstitusi, dan saya terlalu ambisius”.
“Pengakuan ini dapat menjadi momentum untuk perubahan," tambahnya.
Rocky Gerung juga mengkritisi Pratikno, mantan rektor UGM dan operator politik Jokowi.
Keputusan Pratikno untuk tetap dalam kabinet dianggap sebagai kehilangan moral.
Rocky Gerung menyoroti pentingnya menjaga integritas tanpa memandang affiliasi politik.
"Mungkin sudah waktunya para guru besar dan akademisi menilai kembali nilai akademis dan moralitas mereka," tegasnya.
Guru besar UGM dan Universitas Islam Indonesia (UII) membentuk momentum kritis dengan mengumumkan bahwa Jokowi tidak layak memimpin.
Baca Juga: Prabowo Subianto Bergoyang di Malang: Joget Bareng Denny Caknan dan Terima Hadiah Spesial dari Warga
Gerakan moral ini diharapkan menjadi dorongan bagi perubahan dan evaluasi moral di pemerintahan, merespons kesalahan-kesalahan moral yang terjadi.
Dalam kesimpulan, Rocky Gerung menyoroti kehilangan dukungan moral dan aura positif Jokowi.
Jokowi dianggap terlalu ambisius, mengabaikan nilai-nilai demokrasi dan etika.
"Jika Jokowi bisa mengakui kesalahannya, mengubah pola pikirnya, dan meminta maaf kepada rakyat, mungkin masih ada harapan untuk memulihkan reputasinya," tegas Rocky Gerung.
Baca Juga: Kereta Cepat Whoosh resmi terapkan tarif dinamis 150 ribu, Berikut rinciannya
"Presiden Joko Widodo sebagai alumni semestinya berpegang pada jati diri UGM yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dengan turut memperkuat demokratisasi," tutupnya.