Bisnisbandug.com - Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, menyuarakan keprihatinan terhadap efisiensi anggaran stunting di Indonesia.
Dalam acara 'Trimegah Political and Economic Outlook 2024', Rabu (31/1), Prabowo mengungkapkan ketidaknyataan penggunaan dana yang mencapai Rp10 miliar.
Dari total tersebut, sekitar Rp8 miliar disorot Prabowo karena digunakan untuk perjalanan dinas, rapat kerja, dan simposium, sementara hanya Rp2 miliar yang dialokasikan untuk membeli susu dan telur bagi anak-anak.
Baca Juga: Nusron Wahid: 'Sudahi Dongengnya, Mas Hasto!' Kabinet Jokowi Tetap Solid
Dalam upayanya mengatasi stunting, Prabowo dan calon wakil presiden, Gibran Rakabuming Raka, mencanangkan program makan siang dan susu gratis untuk anak-anak Indonesia.
Prabowo menyebut program tersebut sebagai langkah strategis, sekaligus solusi nyata untuk mengurangi angka stunting di Tanah Air.
Menariknya, Prabowo mencontohkan bahwa program serupa sudah sukses di lebih dari 76 negara, termasuk negara dengan pendapatan perkapita setengah dari Indonesia seperti Kamboja, India, dan Malaysia.
Baca Juga: 3 Faktor Jepang Mengalami Krisis Demografi, Negara Matahari Terbit Ini Sekarang Dikuasai Lansia
Dengan yakin, Prabowo menyampaikan bahwa program ini merupakan investasi untuk pertumbuhan bangsa.
Lebih lanjut, Prabowo menegaskan bahwa program makan siang dan susu gratis tidak hanya mencakup bantuan sosial, tetapi juga menjadi bagian dari sektor pendidikan.
Dengan alokasi APBN untuk bantuan sosial mencapai Rp493 triliun dan pendidikan sebesar Rp660 triliun, Prabowo menekankan bahwa memberi makan kepada anak-anak yang kurang gizi adalah bagian integral dari dukungan terhadap kedua sektor tersebut.
Baca Juga: Prabowo Subianto Sampaikan Pesan Keberlanjutan Pembangunan di Acara Rabu Biru
Dengan kata lain, Prabowo mendesak untuk merefokus dan mengalokasikan sumber daya yang ada ke arah yang lebih mendesak dan membutuhkan perhatian serius.
Program makan siang dan susu gratis dianggapnya sebagai langkah konkret yang dapat menjawab tantangan stunting dan menjadi investasi untuk pertumbuhan Indonesia ke depan.***