Bisnisbandung.com - Budiman Sudjatmiko, Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, memberikan tanggapan terhadap pernyataan Mahfud MD
Yang menganggap pertanyaan Gibran tentang Greenflation sebagai pertanyaan yang 'recehan'.
Menurut Budiman, kepemimpinan dan pemerintahan bukan hanya tentang berbicara positif dalam visi dan misi.
Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Kecewa Terhadap Pernyataan Tom Lembong
Ia menyatakan bahwa setiap kebijakan publik membawa risiko dan konsekuensi, dan setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden harus siap memberikan penjelasan kepada publik.
"Saya pikir, jika Profesor Mahfud menganggapnya receh, mungkin tim 03 tidak siap untuk membahas dilema-dilema dalam pembuatan kebijakan publik," ujar Budiman saat diwawancara di Jakarta, Selasa (23/1).
Mantan politikus PDI-Perjuangan tersebut menjelaskan bahwa istilah Greenflation atau inflasi hijau adalah terminologi baru yang merujuk pada kenaikan harga material akibat transisi ke energi hijau.
Budiman tidak sepakat dengan pendapat bahwa ini hanya masalah sepele, melainkan ia melihat Greenflation sebagai topik yang kompleks.
Budiman kemudian menyebut bahwa Greenflation hanya satu dari banyak dilema yang harus dihadapi dalam pembuatan kebijakan.
Proses menuju negara maju, seperti penggunaan teknologi digital seperti kecerdasan buatan,
Juga memiliki dampak pada peningkatan keterampilan dan keahlian sumber daya manusia Indonesia.
Baca Juga: Gibran Tidak Datang Ke Debat TV dan Kampus, Alasannya Diungkap Oleh Budiman Sudjatmiko
Budiman menekankan bahwa untuk menjadi negara maju, harus ada pengorbanan biaya.
Selain itu, Budiman membahas pasangan lain yang membicarakan kenaikan dana desa.
Meskipun dianggap sebagai program yang baik, ia mengatakan bahwa hal tersebut tidak dapat dianggap enteng dan perlu dijelaskan konsekuensinya kepada publik.