Bisnisbandung.com - Kontroversi mewarnai acara "Desak Anies" di Yogya setelah izin yang awalnya telah diberikan tiba-tiba dicabut.
Kejadian ini bukan yang pertama kali terjadi sehingga mengundang pertanyaan serius terkait perkembangan demokrasi di tanah air.
Anies Baswedan menyuarakan kekecewaannya terkait pembatalan izin tersebut.
Baca Juga: Terbitkan Surat Utang senilai 2,19 Kuadriliun. Apa yang terjadi dengan China?
"Ini bukan pertama kali terjadi, tapi kita perlu bertanya, kapan demokrasi kita akan benar-benar maju?" ujar Anies yang dikutip dari youtube kumparan.
Dalam sebuah wawancara, Anies menyoroti pentingnya perubahan untuk memastikan kebebasan berserikat dan berkumpul sesuai konstitusi.
"Perubahan itu penting agar kemerdekaan benar-benar hadir. Kita harus mengembalikan kebebasan untuk berserikat dan berkumpul secara konstitusional," paparnya.
Anies juga menekankan perlunya netralitas presiden dalam mendukung kegiatan demokrasi.
Baca Juga: Mempermudah Gen-Z & Milenial beli rumah? KemenPUPR sedang kaji skema KPR 35 tahun
"Presiden harus netral, dan ada yang berani melawan perintah presiden. Perintah presiden harus netral," tandas Anies.
Sementara itu, Anies tidak hanya berbicara tentang tekanan dan hambatan yang dihadapi oleh pemerintahannya.
Ia mengingatkan bahwa kesulitan yang dihadapi oleh keluarga-keluarga di Indonesia jauh lebih besar.
"Biaya hidup yang tinggi, kesulitan anak muda mencari pekerjaan; ini baru sebagian kecil dari masalah yang dihadapi masyarakat," ujar Anies.
Baca Juga: Banyak fiturnya, KTP Digital mulai uji coba bulan Juni 2024. Dilengkapi QR code?