Bisnisbandung.com - Debat cawapres saat ini menjadi perbincangan hangat terutama antara Gibran dan Mahfud MD.
Dalam pidato debat cawapres tersebut, Mahfud MD secara tak langsung tampak mengkritik Gibran Rakabuming, putra sulung Presiden Joko Widodo, melalui lirik lagu yang dibawakannya.
Dikutip dari youtube katadataindonesia, Mahfud MD menyoroti kepentingan menajamkan sistem hukum sebagai instrumen utama pembangunan.
Baca Juga: Gibran Klaim 5 Juta Lapangan Kerja Dapat Terbuka Pada Sektoe Kelestarian Lingkungan dan Green Jobs
Mahfud MD mengatakan "Masalah utamanya adalah pedang hukum kita itu tumpul".
"Kalau pedang hukum tidak tumpul, kita pasti bisa tabrak habis-habisan, program pembangunan akan berjalan dengan baik," tambahnya.
Namun, sorotan terbesar muncul saat Mahfud MD meminta maaf kepada para ibu dan anak cucu yang terlibat atau tak bisa berbuat apa-apa saat terjadi perusakan alam.
Dalam konteks ini, ia merujuk pada lirik lagu yang secara gamblang menyinggung kerusakan di daratan dan lautan.
Baca Juga: Ketersediaan Pupuk Murah dan Kelanjutan Reforma Agraria Menjadi Prioritas Gibran
"Barangkali di sana ada jawabnya. Mengapa di desa adiku terjadi bencana? Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga akan dosa-dosa dan seterusnya. Itu bukti kerusakan lingkungan," ucap Mahfud MD.
Dalam lanjutan pidatonya, Mahfud MD berjanji untuk secara bertahap mengembalikan hak-hak rakyat.
Selain itu Mahfud MD akan menagih dunia internasional untuk membayar hutang-hutang yang merusak pembangunan.
Pernyataannya ini tampaknya mengikuti semangat organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
Baca Juga: Pengurangan Impor Minyak di Indonesia Berkat Penggunaan Energi Terbarukan