"Kebijakan ini pada dasarnya adalah kebijakan kesejahteraan,"ujar Shin Yul dikutip dari Myongji University.
Baca Juga: Jangan dulu berpikir selingkuh, 5 Alasan kenapa cowok suka menghilang tanpa kabar
"Meski tampak baik untuk mencoba berbagai pendekatan demi bisa meningkatkan populasi usia pekerja,"tambahnya.
"Hal ini tak dapat dilihat sebagai solusi jangka panjang untuk menyelesaikan masalah populasi disini,"tutup Shun Yul.
Dilansir dari Channel News Asia, kebijakan ini menyasar kepada anak muda yang mengalami Hikikomori.
Baca Juga: Percaya atau tidak, Studi : Gen-Z diprediksi punya kehidupan paling sukses setelah menikah
Perlu diketahui, Hikikomori adalah istilah Jepang yang biasa digunakan untuk mendeskripsikan kondisi seseorang terhadap sosial ekstrem.
Menurut laporan The Korea Institute for Health and Social Affairs mencatat sekitar 350 ribu warga Korea Selatan berusia 19-39 tahun dinilai kesepian.
Tampaknya muncul pertanyaan besar perbedaan mencolok dari sebuah film dan series percintaan Korea Selatan dengan kehidupan nyata.
Sejumlah alasan Pemerintah Korea Selatan memberikan tunjangan kepada anak muda yang kesepian seperti mendukung stabilitas emosi dan psikologis.
Kemudian bisa membantu orang-orang yang awalnya menyendiri menarik diri dari dunia sosial jadi mau ikut bersosialisasi.
Kebijakan ini juga menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan populasi usia kerja dan mencari cara menyelesaikan masalah rendahnya angka kelahiran.
Fenomena Hikikomori tidak hanya terjadi di Korea Selatan namun beberapa tahun terakhir juga terjadi di Jepang.