Ia menekankan bahwa perluasan wajib pajak, peningkatan GDP, dan kreativitas dalam mencari hutang luar negeri harus menjadi fokus untuk menjaga stabilitas keuangan negara.
Dalam balasannya, Prabowo menegaskan bahwa utang bisa dianggap sebagai instrumen pembayaran yang sah, asalkan digunakan secara produktif.
Ia juga menyatakan kesiapannya untuk memperkuat industri dalam negeri dan memastikan transfer teknologi dalam pengelolaan hutang luar negeri.
Baca Juga: Dampak El- Nino, Perumda Tirta Raharja Gilir Pengaliran Air ke Kota Pelayanan Ciwidey Satu
Debat tersebut memberikan gambaran tentang pandangan dan strategi para calon presiden terkait utang luar negeri.
Dalam menghadapi kompleksitas ekonomi global, Indonesia dihadapkan pada tugas besar untuk memilih pemimpin yang mampu mengelola utang dengan bijak dan membawa bangsa menuju kemakmuran.***