Bisnisbandung.com - Gagasan dan skema penyelesaian konflik agraria menjadi fokus utama capres Anies Baswedan.
Dalam sebuah dialog seorang peserta mempertanyakan langkah konkret Anies Baswedan untuk menangani konflik agraria.
Konflik agraria tersebut melibatkan masyarakat adat serta komunitas yang terdampak oleh ekspansi konsesi perkebunan.
Dikutip dari youtube Anies Basweda, Dalam dialognya Anies menyoroti dua kawasan agraria utama: pedesaan (rural) dan perkotaan.
Ia dengan tegas menyampaikan kekhawatirannya terhadap pembahasan yang sepertinya mengesampingkan masalah tanah di lingkungan perkotaan dari rancangan undang-undang yang sedang dibahas.
Masalah tanah di perkotaan menurut Anies tidak kalah pentingnya.
Anies mengatakan "Kita memiliki masalah tentang tanah-tanah yang digunakan oleh rakyat, tapi secara statusnya dimiliki oleh negara, BUMN, atau aset pemerintah,".
Baca Juga: Simak Prediksi Terbaru Harga Kripto Bitcoin dari Tim Draper
“Ini bukan hanya masalah pedesaan, tapi juga realitas perkotaan yang tidak boleh diabaikan," tambahnya.
Pentingnya nilai-nilai dan prinsip keadilan menjadi sorotan utama Anies.
"Filosofi atau value-nya negara tidak boleh pelit pada rakyatnya sendiri. Negara harus memandang penduduk yang tinggal di suatu tanah sebagai orang Indonesia yang membutuhkan perlindungan dan kesetaraan kesempatan," papar Anies dengan tegas.
Dalam konteks reformasi agraria, Anies menekankan perlunya membentuk tim yang tidak hanya bergerak berdasarkan prinsip cost-benefit, melainkan juga memiliki nilai-nilai yang kuat.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Membuka Rahasia Sumber Kekayaan Utamanya