Bisnisbandung.com - Saat ini potensi tingkat penyebaran kasus cacar monyet atau Monkeypox di Jawa Barat masih sebatas kekhawatiran.
Meskipun begitu, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) telah mempersiapkan sejumlah rumah sakit guna mengantisipasi potensi kasus cacar monyet atau Monkeypox.
Selain itu masyarakat diimbau untuk tidak panik karena pemerintah telah menyediakan solusi dan penanganan untuk kondisi ini.
Baca Juga: Demi Muruah MK, MKMK Dituntut Ambil Keputusan Tidak Normatif
Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin, memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat, seperti rajin mencuci tangan dan menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi.
"Rumah sakit di wilayah Jabar sudah siap menerima pasien yang terinfeksi atau bergejala," ungkap Bey Machmudin di Gedung Sate, Kota Bandung, pada Kamis (2/11/2023).
Menurut Bey, kasus cacar monyet di Jawa Barat saat ini hanya melibatkan satu pasien positif yang sedang dalam perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung.
Baca Juga: Belum Semua Orang Tahu, Inilah 5 Fakta Kasus Miras Oplosan di Subang Yang Menewaskan 14 Orang
"Dalam RSHS, terdapat satu pasien yang sedang dirawat, satu orang yang telah sembuh, dan yang di Bogor hasilnya negatif. Jadi, pada hari ini, yang dirawat hanya satu orang," jelas Bey.
Bey Machmudin mendorong masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dengan memperhatikan asupan makanan bergizi.
Tidak hanya itu, ia juga memberi peringatan agar tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan menggunakan masker dan menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan.
Baca Juga: Adian Napitupulu: Saya Tidak pernah Membayangkan Jokowi Seperti Ini
"Antisipasi utama adalah menjalani pola hidup sehat, hindari kontak langsung dengan orang terinfeksi, khususnya bagi tenaga kesehatan yang harus hati-hati menggunakan masker, rajin mencuci tangan, serta mengonsumsi makanan yang baik dan bergizi," ucapnya.
Meskipun jumlah kasus cacar monyet di wilayah Jabar belum mencapai angka signifikan seperti di Ibu Kota, yang melibatkan 25 orang dalam perawatan, Bey menyatakan belum ada kebijakan pembatasan wilayah.