Badai menerjang Prancis dan sebagian wilayah Eropa Barat dengan angin mencapai 180 kilometer per jam, menyebabkan kerusakan serius, termasuk pohon tumbang dan jendela pecah.
Sebanyak 1,2 juta rumah di Prancis kehilangan listrik, sementara hujan deras memicu peringatan banjir di pantai barat daya Inggris.
Korban jiwa dilaporkan di Prancis, di mana seorang pengemudi truk tewas tertimpa pohon di wilayah Aisne utara.
Baca Juga: Semangka Menjadi Simbol Dukungan ke Palestina? Simak Arti dan Sejarahnya
Beberapa Maskapai seperti KLM bahkan membatalkan semua penerbangannya di Belanda karena kecepatan angin yang tinggi.
Selain itu, badai ini memaksa pembatalan kereta lokal di sebagian besar wilayah barat Prancis, dengan semua jalan di beberapa wilayah ditutup.
Menteri Transportasi Clement Beaune memperingatkan warga untuk menghindari perjalanan dan berhati-hati di area dengan peringatan cuaca.
Enedis, perusahaan listrik Prancis, berencana mendeploy 3.000 pekerja untuk memulihkan listrik setelah kondisi cuaca memungkinkan.
Baca Juga: ACLU Minta Perguruan Tinggi AS Pertahankan Kebebasan Berbicara Terkait Palestina perang Israel Hamas
Di Inggris, bagian selatan dan Kepulauan Channel diharapkan menerima dampak terburuk.
Badan Lingkungan Inggris memperingatkan akan terjadi banjir di 54 area, terutama di pantai selatan. Beberapa sekolah di wilayah pesisir ditutup sebagai tindakan pencegahan.
Met Office Inggris mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem untuk gelombang tinggi dan angin mencapai 80 mph (130 km/jam) atau lebih.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami apakah kecepatan angin meningkat karena perubahan iklim.
Namun, peningkatan hujan terkait dengan badai semacam ini telah terjadi akibat pemanasan global, menurut ahli cuaca Friederike Otto.