Kabar tentang melonjaknya harga beras akhir-akhir ini telah menciptakan kegemparan di kalangan masyarakat.
Akhirnya, presiden kita, Jokowi, secara langsung mengungkap penyebab kenaikan harga beras saat berbicara di depan peserta Konsolidasi Nasional Jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi di Sentul International Convention Center, Bogor, pada Sabtu, 7 Oktober 2023.
Dengan santai, Jokowi menyampaikan bahwa kenaikan drastis harga beras terjadi karena beberapa negara besar yang biasanya menjadi penyuplai utama beras telah menghentikan ekspor mereka secara tiba-tiba.
Baca Juga: 7 Trik Sederhana Terlihat Tinggi saat Pakai Outfit Sederhana
"Begitu saja, India dan 22 negara lainnya memutuskan untuk berhenti mengekspor beras ke seluruh dunia, dan efeknya adalah kenaikan harga beras di mana-mana," ungkap Jokowi.
Sorotan atas kenaikan harga beras tidak hanya terbatas pada Indonesia saja, melainkan juga dirasakan oleh banyak negara yang biasanya mengimpor beras dari luar.
Indonesia masih belum mampu sepenuhnya bergantung pada produksi beras dalam negeri karena produksi lokal masih kurang, sementara jumlah penduduk terus bertambah.
Baca Juga: 8 Negara Paling Bahagia Di Dunia, Indonesia Urutan Berapa? Kenapa Bisa Disebut Negara Bahagia?
Inilah yang membuat kita terpaksa harus mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kita perlu berhati-hati, karena kita masih harus mengimpor sekitar 1,5 hingga 2 juta ton beras, mengingat produksi dalam negeri masih belum mencukupi," jelas Jokowi.
"Dengan jumlah penduduk saat ini mencapai 278 juta, meningkat dari 270 juta sebelumnya, kita harus terus meningkatkan produksi beras," tambahnya dengan ramah.
Baca Juga: Jalan Sehat Harlah PKB ke-25 Momentum Ajak Masyarakat Hidup Sehat
Selain itu, produksi beras di Indonesia sering kali dihadapkan pada tantangan alam, seperti cuaca ekstrem yang diakibatkan oleh fenomena El Nino.
Hal ini tidak dapat diabaikan sebagai salah satu faktor yang menyebabkan lonjakan harga beras di pasaran.