Bisnisbandung.com-Menjelang tahun politik 2024, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menghimbau masyarakat supaya tidak pilih pimpinan yang mengadu domba umat.
"Harus dilihat benar. Sebelumnya pernah tidak calon pimpinan kita, capres kita ini, memecah-belah umat. Jika sebelumnya pernah, jangan diputuskan," tutur Menag Yaqut di Garut yang dikutip dari halaman resmi Kemenag.
Menag minta warga tidak pilih calon pimpinan yang memakai agama sebagai alat politik untuk mendapat kekuasaan.
Baca Juga: 7 Keuntungan Yang Bakal Kamu Dapat Ketika Menjadi PNS
"Agama semestinya bisa membuat perlindungan kebutuhan semua umat, masyarakat. Umat Islam diberikan supaya menyebarkan Islam sebagai karunia, rahmatan lil 'alamin, karunia untuk alam semesta. Bukan rahmatan lil islami, tok," kata Gus Men panggilan akrabnya.
Karena itu, pimpinan yang bagus, menurut Gus Men, harus sanggup jadi karunia untuk semua kelompok. "Kita saksikan calon pimpinan kita ini sebelumnya pernah memakai agama untuk alat memenangi keperluannya atau mungkin tidak. Jika sebelumnya pernah, jangan dipilih," jelasnya.
Gus Men datang di Garut dalam rencana mendatangi Tablig Akbar Idul Khotmi Nasional Thoriqoh Tijaniyah ke-231 di Pondok Pesantren Az-Zawiyah, Tanjung Anom, Garut, Jawa Barat. Di muka beberapa puluh ribu peserta tablig akbar, Gus Men sampaikan keutamaan pencarian reputasi saat tentukan calon pimpinan bangsa.
Baca Juga: Siap-Siap Ikut Seleksi CASN 2023, Berikut 4 Informasi Penting Yang Harus Diketahui
Ini mempunyai tujuan supaya bangsa Indonesia mendapat pimpinan yang amanah dan bisa memikul tanggung-jawab perkembangan negeri ini.
"Saya memberi pesan ke semua ikhwan dan akhwat ini supaya saat pilih beberapa pimpinan, pilih calon pimpinan kita, capres dan wapres, kita, saksikan benar rekam jejaknya," seru Gus Men.
Menag mengharapkan tarekat Tijaniyah bisa ambil peranan lebih besar mendekati tahun politik untuk menengahi umat.
Baca Juga: Inilah 4 Cara Pakai Foundation Untuk Para Cewek, Pemula Sini Merapat
"Yakni bagaimana umat ini dapat terus tenang, masih tetap teduh, masih tetap damai walaupun berbeda dalam pilihannya. Pasti saya mengharap tarekat Tijaniyah ini jadi contoh, bagaimana pilih pimpinan yang bagus," kata Menag menambah.
"Bagaimana pilih pimpinan yang betul-betul dapat dipercayai, dapat diberi amanah untuk pimpin bangsa besar. Bangsa yang mempunyai keberagaman, bangsa yang banyak memiliki ketidaksamaan, tapi itu jadi kekuatan kita," tambahnya.***