Peringatan Dini WHO, Virus Marburg Sudah di Indonesia, Ini yang Harus Dilakukan

photo author
- Rabu, 29 Maret 2023 | 17:05 WIB
Saat ini, belum ada laporan tentang kasus virus Marburg di Indonesia. (dok kemkes.go.id)
Saat ini, belum ada laporan tentang kasus virus Marburg di Indonesia. (dok kemkes.go.id)

Bisnisbandnung.com - Pemerintah Indonesia meminta masyarakat untuk waspada terhadap virus Marburg setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menerima laporan tentang kasus penyakit ini yang berasal dari Guinea Ekuatorial pada tanggal 13 Februari 2023. Saat ini, belum ada laporan tentang kasus virus Marburg di Indonesia.

Menurut laporan WHO, terdapat 9 kematian dan 16 kasus suspek yang dilaporkan di Provinsi Kie Ntem akibat virus Marburg.

Orang yang terkena virus Marburg akan mengalami gejala awal berupa demam, kelelahan, muntah berdarah, dan diare.

Baca Juga: Vivo V23e, Alternatif Handphone Empat Jutaan dengan Kamera 64MP

Virus Marburg adalah salah satu virus paling mematikan dengan angka kematian mencapai 88%.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, mengatakan “pemerintah dan masyarakat perlu waspada dan melakukan kewaspadaan dini serta antisipasi dalam menghadapi penyakit virus Marburg”.

Virus Marburg dan virus Ebola merupakan satu jenis virus yang sama dan dapat menular melalui kontak langsung dengan orang atau hewan yang terinfeksi.

Baca Juga: 5 Cara Cerdas agar Tidak Tertipu Rayuan Cowok, Cewek Wajib Coba!

Penyebaran virus Marburg juga dapat terjadi melalui benda yang terkontaminasi dan virus Marburg menular lewat cairan tubuh langsung dari kelelawar atau primata.

Kelelawar Host alami virus Marburg adalah kelelawar Rousettus aegyptiacus yang bukan merupakan spesies asli Indonesia. Namun, perlu diwaspadai jika Indonesia masuk jalur mobilisasi kelelawar tersebut.

Sulit untuk diidentifikasi gejala penyakit virus Marburg ini, mirip dengan malaria, tifus, dan demam berdarah yang banyak ditemukan di Indonesia.

Baca Juga: 5 Cara Bikin Cowok Berjuang Keras dan Memutuskan untuk Menikah Denganmu

Gejala tersebut berupa demam tinggi, sakit kepala, mual muntah, diare, nyeri otot, dan perdarahan.

Penyakit ini juga dapat menyebabkan perdarahan pada hidung, gusi, vagina atau melalui muntah dan feses. Gejala ini muncul pada hari ke-5 sampai hari ke-7 dan belum ada vaksin yang tersedia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Sumber: Kemkes.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X