Bongkar Cara Pandang Zulhas, Ranking 1 Pelepasan Izin Hutan Kini Kembali Dipertanyakan

photo author
- Selasa, 2 Desember 2025 | 07:00 WIB
Zulkifli Hasan, Menko Pangan (Tangkap layar youtube Merdekadotcom)
Zulkifli Hasan, Menko Pangan (Tangkap layar youtube Merdekadotcom)

bisnisbandung.com - Banjir bandang dan longsor yang terjadi di sejumlah wilayah Sumatera kembali menyoroti kerusakan hutan yang berlangsung selama bertahun-tahun.

Di tengah perhatian tersebut, rekam jejak Zulkifli Hasan dalam melepas kawasan hutan untuk perkebunan kembali terlihat, terutama karena ia pernah mencatatkan angka pelepasan tertinggi dalam periode 2004–2017 versi Greenomics Indonesia.

Catatan ini kini kembali relevan karena ia kembali duduk di posisi strategis sebagai Menteri Koordinator Bidang Pangan di era Presiden Prabowo Subianto.

Besarnya pelepasan hutan pada masa kepemimpinannya dinilai sebagai bagian dari pola kebijakan yang menempatkan ekspansi lahan sebagai solusi utama pembangunan.

Baca Juga: Adaptasi dari Novel Populer TikTok, “12 IPA 4” Diangkat Jad Serial Drama Misteri

Cara pandang tersebut semakin terlihat ketika ia menyampaikan pemikirannya dalam wawancara di kanal YouTube Denny Sumargo pada 1 Desember 2025.

Ia memandang bahwa berkurangnya sawah, meningkatnya jumlah penduduk, dan kebutuhan pangan serta energi nasional hanya bisa dijawab dengan membuka lahan baru secara terus-menerus, bahkan jika hal itu mengulang pola konversi besar-besaran yang telah berlangsung di masa lalu.

“Sekarang kita lagi mengembangkan juga untuk lahan yang baru. Karena penduduk tambah terus. Kita akan mengasih rakyat kita makan yang bagus. Kita tidak mau impor lagi gula, kita tidak mau impor lagi macam-macam,” ucapnya.

Berdasarkan penjelasannya, Indonesia harus menambah area tanam untuk tebu, sawit, dan bahan baku bioenergi seperti etanol dan biopol.

Baca Juga: Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

“Nah, kalau kita nanam kan masih ada lahan yang dibuka, yang lain ditanam. Ini pilihan, atau kita mau tergantung impor terus saja,” lanjutnya.

Dalam pernyataannya, ketergantungan pada impor disebut sebagai kondisi yang tidak boleh dipertahankan, sehingga pembukaan kawasan baru dianggap sebagai pilihan yang harus diambil meski memiliki risiko ekologis dan sosial.

Pendekatan ini menempatkan pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan produksi di atas kehati-hatian lingkungan, dan hal itu semakin menegaskan konsistensinya terhadap kebijakan yang bertumpu pada eksploitasi ruang.

Zulhas juga mendorong pengembangan wilayah Merauke sebagai pusat produksi pangan dan energi.

Rencana tersebut menggambarkan keyakinannya bahwa percepatan pembangunan harus dilakukan melalui transformasi besar-besaran atas bentang alam, termasuk melalui pembukaan kawasan yang masih memiliki tutupan hutan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X