“Jadi ketika masyarakat melihat, ketika media menyorot dengan kamera, itu fakta yang seperti itu ada. Kalau memang ada konteks di belakang, silakan jelaskan, silakan klarifikasi,” tegasnya.
“Tapi kalau enggak ada, enggak usah nyolot, enggak usah marah sampai menggerakkan alumni. Ada, betul, ada himpunan alumni, ada yang menggeruduk juga rumah anggota DPR, gitu ya,” terusnya.
Setelah tayangan tersebut, sejumlah kelompok alumni pesantren melakukan aksi protes dan mendorong gerakan boikot terhadap stasiun televisi.
Tekanan ini tidak hanya mengarah pada media, tetapi juga pada pesantren itu sendiri yang kini berada dalam sorotan tajam.
Guru Gembul menilai bahwa lembaga keagamaan tidak cukup hanya bereaksi emosional, tetapi perlu membangun narasi yang kuat dan kontekstual agar tidak terjebak dalam opini publik negatif.***
Baca Juga: Polresta Bandung Tangkap Enam Pelaku Pembobolan Koperasi, Barang Curian Dijual ke Lampung
Artikel Terkait
Ramai Hastag Boikot Trans7, Penayangan Soal Ponpes Lirboyo Tuai Protes Keras
PBNU Desak Trans7 Ambil Langkah Nyata Usai Tayangan Kontroversial
Usai Diprotes dan Kena Sanksi KPI, Trans7 Putus Kerja Sama dengan Rumah Produksi “Xpose Uncensored”
Tajam! Islah Bahrawi Sebut Penghinaan Pesantren oleh Trans7 Bukan Kelalaian