Heboh Santri Mengecor Bangunan di Ponpes Lirboyo, Guru Gembul Bongkar Tradisi Masa Lalu

photo author
- Selasa, 7 Oktober 2025 | 17:00 WIB
Ratusan Santri Mengcor di Pesantren Lirboyo (Tangkap layar youtube Gembulikum)
Ratusan Santri Mengcor di Pesantren Lirboyo (Tangkap layar youtube Gembulikum)

bisnisbandung.com - Fenomena ratusan santri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, yang bergotong royong mengecor bangunan pondok menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Peristiwa ini menjadi sorotan publik karena terjadi tidak lama setelah insiden runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, yang menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan kegiatan pembangunan di pesantren.

Banyak warganet yang mempertanyakan apakah aksi santri tersebut merupakan bentuk gotong royong atau justru termasuk dalam praktik eksploitasi.

Baca Juga: Gaya Blak-blakan Purbaya Bikin Heboh! Mahfud: Ini Menteri Beda dari yang Lain!

Menanggapi hal ini, Guru Gembul yang kerap membahas isu pendidikan menilai bahwa kegiatan semacam itu merupakan bagian dari tradisi pesantren yang telah berlangsung sejak lama.

Menurutnya, sistem pendidikan pesantren pada dasarnya dibangun di atas semangat kebersamaan dan kemandirian.

Para santri sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan produktif, termasuk pertanian, peternakan, dan pembangunan fasilitas pesantren, sebagai bentuk kontribusi terhadap tempat mereka menimba ilmu.

Baca Juga: Kredit UMKM Anjlok! Awalil Rizky Bongkar Fakta Perbankan Lebih Pilih Korporasi Besar

Model seperti ini dianggap sebagai perwujudan gotong royong yang menggantikan sistem pembayaran formal seperti uang sekolah atau SPP.

Dalam pesantren tradisional, para santri biasanya tidak dikenai biaya pendidikan, melainkan ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang menunjang kebutuhan bersama.

Hasil dari kegiatan tersebut kemudian dimanfaatkan secara kolektif oleh para santri dan pengelola pesantren.

“Nah, jadi memang benar-benar gotong royong. Makanya santri-santri atau kiai-kiai di zaman dulu itu memang biasanya punya tanah yang luas sampai diserang sama PKI,” ujarnya dilansir dari youtube Gembulikum.

“Itu kan dianggap sebagai tuan tanah yang culas, dianggap tujuh setan desa dan sebagainya sama PKI itu karena memang santri-santri di zaman dulu tuh ke kiainya itu bergotong royong mengelola aset yang dimiliki oleh kiainya, gitu ceritanya,” imbuhnya.

Baca Juga: Skandal Akademik Bahlil! Rocky Gerung: PTUN Sudah Campuri Urusan Etika Kampus

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X