Pakar Gestur Ungkap Emosi Tersembunyi Polisi Saat Sampaikan Hasil Penyelidikan Kematian Arya Daru

photo author
- Sabtu, 2 Agustus 2025 | 17:00 WIB
Kombes Pol. Wira Satya Triputra - Bareskrim PMJ Sampaikan hasil penyelidikan (Tangkap layar youtube tvOneNews)
Kombes Pol. Wira Satya Triputra - Bareskrim PMJ Sampaikan hasil penyelidikan (Tangkap layar youtube tvOneNews)

bisnisbandung.com - Kematian Arya Daru Pangayunan masih menjadi perbincangan di tengah masyarakat, meskipun pihak kepolisian telah menyampaikan hasil penyelidikan mereka, namun sejumlah kejanggalan belum terjawab.

Di tengah berbagai opini yang berkembang, Monica Kumalasari, seorang pakar gestur dan makro ekspresi yang juga tergabung dalam Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (APSIFOR) menangkap ekpresi tersembunyi kepolisian saat menyampaikan hasil penyelidikan kematian Arya Daru.

Monica mengungkapkan bahwa dirinya tidak menganalisis ekspresi Arya Daru secara langsung karena keterbatasan data visual yang tersedia.

Baca Juga: Jawab Kritik Atalia Soal Ruang Kelas Padat, Dedi Mulyadi: Hanya 38 Sekolah, Itu pun Terpaksa

Ia menegaskan bahwa tidak ada cukup rekaman atau dokumentasi gestur Arya yang dapat diamati secara valid sebelum peristiwa kematiannya terjadi.

Oleh karena itu, fokus analisanya diarahkan kepada ekspresi penyidik saat konferensi pers resmi dilakukan oleh pihak kepolisian.

Dalam pengamatannya terhadap penyidik yang menyampaikan keterangan ke publik, Monica mendeteksi adanya emosi marah (anger) yang muncul secara non-verbal.

“Jadi ketika menghela napas saat menyampaikan pernyataan bahwa kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain nah, ketika mengatakan hal tersebut, ekspresi sewaktunya adalah adanya anger,” ucapnya dilansir dari youtube tvOneNews.

Baca Juga: Ade Armando Kupas Reaksi Publik Soal Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong

Khususnya ketika penyidik menyebutkan bahwa tidak ditemukan unsur keterlibatan pihak lain dalam kematian Arya Daru, serta saat mengungkap hasil otopsi yang menunjukkan adanya kandungan parasetamol di dalam tubuh korban.

“Terus kemudian ketika menyatakan bahwa organ tubuh ADP ditemukan adanya kandungan parasetamol pada hasil otopsi, ini juga ada anger. Begitu, ya,” lanjutnya.

Ekspresi ini, menurut Monica, muncul bersamaan dengan gestur seperti helaan napas yang dianggap menandakan tekanan emosional.

Monica menggunakan metode pemetaan emosi berdasarkan kuadran polar area pendekatan yang membagi emosi berdasarkan tingkat kontrol dan dampaknya.

Baca Juga: Prabowo Beri Abolisi Tom Lembong dan Amnesti Hasto Kristiyanto, Ini Tanggapan Ikrar Nusa Bhakti

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X