Bisnisbandung.com - Ekonom senior Awalil Rizky buka suara soal kisruh wacana pembatasan layanan panggilan suara dan video berbasis internet (VoIP) seperti WhatsApp Call yang belakangan menuai polemik.
Dalam youtubenya, Awalil Rizky menyoroti pernyataan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid yang membantah adanya rencana pembatasan.
Menurut Awalil Rizky pernyataan Meutya itu terkesan bertolak belakang dengan fakta bahwa isu tersebut justru datang dari pejabat di bawah kementerian yang ia pimpin.
"Kalau informasi itu hoax, siapa yang menyebarkannya? Yang bicara itu pejabat resmi di bawah KOMDIGI" kata Awalil Rizky.
Sebelumnya Meutya Hafid menyampaikan bantahan resmi atas isu pembatasan layanan OTT seperti WhatsApp Call, Zoom, dan lainnya.
Ia menyebut kabar itu tidak benar dan menyesatkan.
"Saya tegaskan pemerintah tidak merancang ataupun mempertimbangkan pembatasan WhatsApp call. Informasi yang beredar tidak benar dan menyesatkan," tegas Meutya.
Namun Awalil Rizky menyayangkan penggunaan frasa "menyesatkan", sebab pernyataan awal yang memicu polemik itu berasal dari pejabat Kementerian sendiri.
Baca Juga: Promo Corkcicle Hadir di Blibli, Intip 5 Rekomendasi Produknya!
"Kalau itu dianggap menyesatkan, lalu bagaimana dengan pernyataan pejabat eselon II di KOMDIGI? Apakah harus diberi sanksi? Dipecat sekalian kalau memang dianggap meresahkan," sindir Awalil Rizky.
Ia juga mengkritik inkonsistensi komunikasi dari pemerintah yang kerap menimbulkan kebingungan di masyarakat.
"Sudah sering kita dengar: ada wacana muncul, masyarakat resah, lalu diralat. Besok-besok dibahas lagi. Gimana rakyat bisa percaya kalau model komunikasi seperti ini terus berulang?" tambahnya.
Sebagai informasi isu ini bermula dari pernyataan pejabat eselon II di KOMDIGI usai mengikuti forum diskusi industri seluler.
Baca Juga: Nirina Zubir Hadapi Kutukan Maut di ‘Panggilan Dari Kubur’, Siap Bikin Merinding
Artikel Terkait
PSI Ganti Logo, Gajah Berkepala Merah Jadi Simbol Jokowi?
Realokasi APBN Cuma Akal-Akalan, Awalil Rizky: Bukan Efisiensi!"
Indonesia Butuh 100 Tahun Jadi Negara Maju, Bossman Mardigu: KEBURU KIAMAT DULUAN!
Gubernur Diperiksa? Dedi Mulyadi Siap Hadapi Hukum Usai Menewaskan Tiga Orang di Garut
Putra Gubernur Jawa Barat Buka Suara, Maula Akbar: Bukan Cari Simpati, Ini Alasan Kami Bagikan Makanan!
Pede Banget! Baru Jadi Ketua Umum Lagi, Kaesang Klaim PSI Siap Menangi Pemilu 2029