"Roy merasa diperalat. Ide mulia soal mobil SMK buat anak SMK justru hanya dijadikan kendaraan politik semusim oleh Jokowi," kata Ikrar.
Dalam narasinya Ikrar menilai cerita Roy Suryo adalah contoh nyata bahwa dalam politik tak ada kawan dan lawan abadi.
"Dulu dukung sekarang kritik tajam. Karena kecewa itu lumrah," tegasnya.
Baca Juga: Peluang Impeachment di Tengah Cacat Politik dan Hukum, Ubedilah: Pemerintah Saat Ini 'Cacat Bawaan'
Cerita ini kembali memantik perbincangan publik soal transparansi janji politik dan etika pemimpin.
"Mobil SMK itu hanya kendaraan politik. Bukan kendaraan rakyat seperti yang dijanjikan," pungkas Ikrar.***
Artikel Terkait
2 Tahun Gunung Sampah di Pasar Cihaurgeulis, Wakil Wali Kota Erwin Turun Tangan!
WNI Bandung Terjebak Konflik Qatar-Iran, Farhan: Saya Tak Akan Diam!
Antriannya Mengular! Dedi Mulyadi Perpanjang Pemutihan Pajak hingga September!
Jawa Barat Kirim Ratusan Magang ke Jepang, Dedi Mulyadi: Modal Duit dan Doa Jodoh Sekaligus!
Waktu Mepet! Herman: Stadion Si Jalak Harupat Dikebut Jelang Piala Presiden
DPR Terbelah, Pengamat: Ada yang Masuk Angin soal Pemakzulan Gibran!