Bisnisbandung.com – Dalam Seminar Nasional Internal Audit (SNIA) yang digelar 4-5 desember 2024 lalu
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Taufiqurrahman Ruki, menyampaikan pandangannya terkait pemberantasan korupsi di Indonesia.
Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa upaya memberantas korupsi tidak akan pernah benar-benar berhasil hanya dengan mengandalkan pembentukan berbagai organisasi antikorupsi, termasuk KPK.
Baca Juga: Santer Desak Gibran Dicopot, Tidak Ada Penolakan Keras dari Istana Hingga Ketua MPR
"Organisasi apa pun yang dibentuk untuk pemberantasan korupsi tidak akan pernah mampu, tidak akan pernah berhasil," ujar Ruki.
Ia bahkan menyoroti bahwa dengan kepemimpinan baru sekalipun, KPK tetap akan menghadapi jalan terjal dalam misinya.
Menurut Ruki, kunci utama keberhasilan pemberantasan korupsi ada pada komitmen kuat dan berkelanjutan dari dua tokoh sentral di negara ini, yakni Presiden dan Ketua Mahkamah Agung.
Baca Juga: Preman Kian Mendominasi, Pengamat Wanti-Wanti Indonesia Bisa Seperti Haiti
Ia menaruh harapan besar pada Presiden saat ini untuk menunjukkan ketegasan terhadap korupsi, dan menyerukan dukungan doa dari masyarakat agar upaya tersebut membuahkan hasil.
Lanjut, Ruki menekankan pentingnya peran Mahkamah Agung dalam memastikan penegakan hukum yang tegas.
Ia menyebutkan bahwa terhadap kasus korupsi yang telah terbukti secara sah dan meyakinkan, seharusnya dijatuhkan hukuman maksimal, termasuk hukuman mati, sebagaimana yang juga berlaku di beberapa negara lain.
Baca Juga: Amerika Serikat dan China Berebut Bulan, Bisa Saling Serang dari Atas
"Kita punya aturan hukuman mati, bukan cuma Cina saja," katanya.
Ruki juga mengkritik keras sikap sebagian hakim yang terlibat dalam skandal suap dan korupsi, bahkan menyindir bahwa jika ada hakim yang enggan menegakkan hukum dengan benar, sebaiknya tidak lagi diberi kewenangan palu hakim.
Artikel Terkait
Perbedaan Sikap Soal Gibran Dianggap Wajar, Istana: Jangan Sampai Kita Tidak Satu Sebagai Bangsa
Heboh! Diduga Ada Operasi Like di Video Gibran, Hersubeno: Ini Memang Kayak Permainaan Buzzer
Kasus Bank BJB dan Sritex Masuk Babak Baru, Pegiat Media Sosial Ungkap Dugaan Skandal Besar
Pendidikan Carut-Marut Tapi Tidak Diprioritaskan di Era Sebelumnya, Sobary Singgung Politik Jokowi
Preman Kian Mendominasi, Pengamat Wanti-Wanti Indonesia Bisa Seperti Haiti
Santer Desak Gibran Dicopot, Tidak Ada Penolakan Keras dari Istana Hingga Ketua MPR