Dilema Penghapusan Layanan Motis, Efisiensi Anggaran vs Keselamatan Pemudik

photo author
- Minggu, 30 Maret 2025 | 17:30 WIB
Deddy Herlambang, Pengamat Transportasi (Tangkap layar youtube Metro TV)
Deddy Herlambang, Pengamat Transportasi (Tangkap layar youtube Metro TV)

bisnisbandung.com - Efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah dalam program mudik tahun ini menimbulkan dilema antara penghematan biaya dan keselamatan pemudik.

 Pengamat transportasi, Deddy Herlambang, menyoroti bahwa kebijakan ini berdampak luas terhadap kelancaran dan keamanan perjalanan mudik, terutama bagi pengguna sepeda motor.

“Dari segi efisiensi, sebenarnya saya secara pribadi juga prihatin. Kenapa prihatin? Karena ternyata dampak efisiensi ini sangat luas,” lugasnya.

Baca Juga: Potret Buram Ekonomi di Lebaran 2025, Ketika Pemudik Tak Lagi Membawa Kisah Sukses

Menurutnya, pada tahun 2024, kuota program mudik motor gratis (Motis) yang disediakan melalui layanan kereta api mencapai 12.400 unit motor. Namun, tahun ini jumlahnya mengalami penurunan signifikan menjadi sekitar 7.100 unit.

Selain itu, Pelni yang sebelumnya menyediakan fasilitas pengangkutan motor secara gratis kini telah menghapus layanan tersebut.

 Deddy Herlambang menjelaskan bahwa kebijakan ini diambil sebagai bagian dari efisiensi anggaran, yang juga terlihat dari penurunan anggaran mudik gratis secara keseluruhan dari sekitar 20 miliar rupiah tahun lalu menjadi hanya 17 miliar rupiah tahun ini.

Menurut Deddy Herlambang, keputusan ini bisa meningkatkan jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor untuk perjalanan jauh, yang berisiko tinggi terhadap kecelakaan lalu lintas.

Baca Juga: Umat Hindu se-Bandung Raya Gelar Pawai Budaya dan Ogoh-Ogoh

Ia menegaskan bahwa 70-80% kecelakaan lalu lintas melibatkan sepeda motor, dengan angka kematian mencapai empat orang per jam akibat kecelakaan di jalan.

Dengan semakin berkurangnya fasilitas mudik gratis bagi pemotor, risiko keselamatan di jalan raya pun meningkat secara signifikan.

Deddy juga menyoroti alasan utama mengapa banyak pemudik tetap membawa motor meskipun ada moda transportasi umum.

 Di banyak daerah, akses transportasi umum masih terbatas, sehingga motor menjadi alat transportasi utama setelah mereka tiba di tujuan.

Baca Juga: Menurut Survei THR Tidak Lagi untuk Belanja? Tanda Bahaya bagi Ekonomi Nasional

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X