Kesalahan Fatal Coretax Bukan Karena Budget 1,2 Triliun, Raymond Chin: Utter Stupidity!

photo author
- Rabu, 12 Februari 2025 | 19:00 WIB
Raymond Chin, Influencer (Tangkap layar youtube Raymond Chin)
Raymond Chin, Influencer (Tangkap layar youtube Raymond Chin)

bisnisbandung.com - Peluncuran platform Coretax pada 1 Januari 2025 menjadi sorotan publik karena berbagai masalah teknis yang mengganggu proses pembayaran pajak.

Meskipun memiliki anggaran sebesar Rp1,2 hingga Rp1,3 triliun, permasalahan yang muncul tidak berkaitan dengan besarnya dana, melainkan pada cara penggunaannya dan implementasi yang kurang matang.

Raymond Chin, mengungkapkan bahwa permasalahan utama Coretax bukan pada anggarannya, melainkan pada manajemen proyek dan kurangnya transparansi dalam komunikasi.

“Ini utter stupidity! Gimana caranya Cortex, dengan budget Rp1,2 atau Rp1,3 triliun di 1 Januari 2025, dengan segala kesalahannya yang gua berusaha untuk tidak berkata kasar gua jujur aja ya, Bro,” ungkapnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Raymond Chin.

Baca Juga: Ancaman Prabowo Bukan Raja Kecil, Rocky Gerung: Tapi Raja Jawa!

Menurutnya, anggaran tersebut sebenarnya terbilang murah jika dibandingkan dengan sistem pajak digital di negara-negara lain seperti Singapura, Malaysia, dan Inggris yang memiliki biaya jauh lebih tinggi.

 Namun, masalah utama terletak pada ketidakefisienan dalam penggunaan anggaran dan kurangnya komunikasi yang jelas kepada pengguna.

“Kesalahannya, bukan di budget, tapi gimana budget itu dipergunakan. Selalu, kalau ada masalah implementasi sistem atau software digital yang baru, 100% yang salah bukan sistemnya,” terangnya.

 Baca Juga: Bahlil Cari Kambing Hitam, Rocky Gerung: Baru Sebulan Dilantik Dirjen Migas Dicopot!

Raymond Chin menganalisis penyebab utama kegagalan Coretax adalah peluncuran secara massal tanpa melalui tahapan uji coba bertahap.

 Negara-negara yang sukses dalam implementasi sistem pajak digital selalu menerapkan strategi peluncuran bertahap untuk mendeteksi masalah lebih dini sebelum terjadi gangguan masif.

Selain itu, kegagalan dalam mengomunikasikan kendala teknis dan solusi yang sedang diupayakan memperburuk situasi.

 Pengguna merasa kebingungan dan frustrasi karena tidak adanya kejelasan mengenai masalah yang terjadi serta tidak adanya informasi tentang perbaikan yang dilakukan.

Baca Juga: Dari Coretan Adili Jokowi ke Gerakan Mahasiswa, Ikrar Nusa Bhakti: Akankah Membesar?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X