Amien Rais Sebut Mulyono Terjangkit Peter Pan Syndrome, Apa Dampaknya untuk Indonesia?

Bisnisbandung.com - Amien Rais baru-baru ini melontarkan pernyataan kontroversial yang mengaitkan Mulyono dengan sindrom Peter Pan.

Menurut Amien Rais sikap Mulyono yang sering dianggap tidak normal ini disebabkan oleh "Peter Pan Syndrome", sebuah kondisi yang pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Dan Kiley pada 1983 dalam bukunya The Peter Pan Syndrome.

Sindrom ini menggambarkan individu terutama laki-laki yang tidak pernah berkembang menjadi dewasa menghindari tanggung jawab dan lebih memilih untuk hidup dalam dunia imajinasi.

Baca Juga: Megawati Berbicara di Forum Pemimpin Dunia, Rudi S Kamri: Jokowi Cukup di Forum Kepala Desa

Dalam YouTubenya Amien Rais menjelaskan bahwa orang yang mengidap sindrom ini sering menunjukkan sifat narsistik, egoistik, dan megalomania.

Hal ini menurut Amien Rais terlihat jelas pada Mulyono yang kerap menghindar dari tanggung jawab.

Sebagai contoh Amien Rais mengutip kebiasaan Mulyono saat ditanya tentang masalah negara.

"Ketika wartawan bertanya tentang masalah yang seharusnya dikuasai oleh seorang presiden, jawabannya selalu tidak tahu dan diikuti dengan tawa ringan," ujar Amien Rais.

Baca Juga: Napoli Gagal Menang Melawan AS Roma, Ini Komentar Antonio Conte

Menurut Dr. Kiley penderita sindrom ini mengalami beberapa gejala khas.

Di antaranya adalah emotional paralysis atau kelumpuhan emosional yakni ketidakmampuan untuk merasakan malu atau tanggung jawab.

Mereka cenderung menghindari peran sebagai pemimpin yang seharusnya bisa merencanakan dan mengatasi masalah.

Dalam konteks Mulyono, Amien Rais menyebutkan bahwa kebijakan pembangunan IKN (Ibu Kota Nusantara) sebagai salah satu contoh kegagalan besar yang terjadi akibat kurangnya perencanaan yang matang.

"IKN Nusantara menjadi kota mati, sebuah proyek yang tidak memiliki perencanaan yang memadai dan tidak melalui analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang jelas," kata Amien Rais.

Baca Juga: Artificial Intelligence Dinilai Dapat Dimanfaatkan Tanpa Menggantikan Kreativitas Manusia