Keistimewaan yang diberikan kepada keluarga dalam posisi-posisi strategis di pemerintahan dan politik menunjukkan bahwa pengaruh keluarga lebih diutamakan dibanding prinsip meritokrasi.
Hal ini dikhawatirkan akan menutup peluang bagi individu-individu berkompeten di luar lingkaran keluarga untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional.
“Itulah tragedi Jokowi, dan wajar kalau kemudian tragedi itu membawa saya pada kecemasan yang tadi saya sebutkan,” lugas Eep Saefulloh.
Sebagai seorang mantan presiden, idealnya Jokowi dapat memperluas cakrawala pengabdiannya kepada masyarakat luas.
Jika benar-benar ingin memberikan kontribusi yang positif, salah satu bidang yang bisa menjadi fokus adalah isu lingkungan hidup sebuah sektor yang dinilai kurang mendapat perhatian selama masa pemerintahannya.***
Baca Juga: Indonesia Gabung BRICS, Pengamat: Tidak ada Kaitannya untuk Memperluas Pangsa Pasar Ekspor
Artikel Terkait
Dugaan Korupsi Jokowi Terungkap, Ini yang Dikatakan Ikrar Nusa Bhakti
Jokowi di Gorong-Gorong dan Prabowo di Toko Buku, Rocky Gerung ungkap Perbedaan Gaya Kepemimpinan
Narasi Berbalik, Sertifikat HGB Terbit di Era AHY, Rocky Gerung Curiga Ada Kepentingan Dinasti Jokowi
AHY Dituding Terkait Kasus Pagar Laut Tangerang, Rocky: Jangan-Jangan Upaya Jokowi Menjebak SBY
Rocky Gerung Curiga Budi Arie Sambangi Jokowi di Solo, Ada yang Genting?
Jebakan Politik Jokowi untuk SBY? Rocky Gerung: Sertifikat HGB Pagar Laut Terbit di Era AHY