Dalang Bom Bali Diwacanakan Pulang ke Indonesia, Islah Bahrawi: Hambali Pemegang Paspor Asli Spanyol

photo author
- Rabu, 22 Januari 2025 | 19:20 WIB
Yusril Mahendra Negosiasi Hambali dipulangkan ke Indonesia (Tangkap layar youtube Inews)
Yusril Mahendra Negosiasi Hambali dipulangkan ke Indonesia (Tangkap layar youtube Inews)

 

bisnisbandung.com -Pengamat Islah Bahrawi, memberikan pandangannya terkait wacana pemulangan Hambali, mantan petinggi Jemaah Islamiyah (JI) dan dalang Bom Bali 2002, ke Indonesia.

 Bagi Islah, rencana ini berpotensi memicu dampak negatif yang luas, baik dari sisi keamanan, sosial, politik, maupun ekonomi.

Salah satu poin menarik yang diangkat Islah adalah status kewarganegaraan Hambali. Ketika ditangkap di Thailand, Hambali diketahui memegang paspor asli Spanyol, bukan Indonesia.

Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai statusnya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) dan relevansi pemulangannya.

Baca Juga: Ahmad Khozinudin Bongkar Aktor di Balik Sertifikat Laut, Aguan Terseret?

“Masalahnya ketika ditangkap di Thailand, Hambali pemegang paspor asli Spanyol, bukan Indonesia,” tulisnya di akun X pribadinya, Pada Rabu, 22 Januari 2025/

Ia menyoroti bahwa keputusan ini perlu mempertimbangkan berbagai aspek strategis, termasuk potensi kemunculan kembali simbol baru ekstremisme di Indonesia.

Dalam dunia terorisme, menurut Islah, ada faktor idolatri yang kuat, di mana tokoh tertentu dapat menjadi inspirasi bagi kelompok ekstremis.

Baca Juga: Hukum Bukan Mainan Bandit, Mahfud MD Minta Ditindak Tanpa Pandang Bulu

 Hambali, dengan rekam jejaknya sebagai tokoh sentral dalam jaringan teror lintas negara, dikhawatirkan bisa menjadi simbol baru bagi kelompok-kelompok radikal.

 Islah memperingatkan bahwa meski aktivitas kelompok ekstremis di Indonesia belakangan ini cenderung mereda, pemulangan Hambali berisiko menjadi katalis bagi kebangkitan gerakan serupa.

“Mohon ijin pak menteri @Yusrilihza_Mhd, saya  meski sekadar rakyat biasa  ikut merasakan betapa beratnya melakukan penyadaran terhadap saudara-saudara kita yang sudah terlanjur terpapar ideologi kekerasan ini,” ungkapnya.

“Konon, ‘ideology never dies’. Sesadar-sadarnya seseorang, sebuah ideologi sedikit banyak menjadi residu di otaknya dan memerlukan kesadaran kognitif yang panjang untuk menurunkannya,” terusnya.

Baca Juga: Klarifikasi AHY, Sertifikat HGB Pagar Laut Sudah Diterbitkan Sebelum Saya Tahu

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X