Politisasi Hasto Kristiyanto sebagai Badai Politik PDIP, Rudi S Kamri: Ini Sudah Jelas Siapa Aktornya

bisnisbandung.com - Penetapan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, sebagai tersangka oleh KPK telah memunculkan berbagai spekulasi mengenai adanya politisasi hukum di balik kasus ini.

 Pengamat sosial dan politik, Rudi S Kamri, menyoroti sejumlah kejanggalan dan dugaan agenda terselubung yang menyasar PDIP sebagai partai besar dengan ideologi nasionalisme yang kuat.

“Aroma politisasi hukum ini sangat kental. Saya melihat Hasto ini dijadikan sasaran tembak di satu sisi, itu pandangan saya,” lugasnya dilansir dari youtube Anak Bangsa TV.

Baca Juga: Ade Armando Sebut Penetapan Hasto Sebagai Tersangka Sebagai ‘Karma’: PDIP Perlu Intropeksi DIri

Rudi S Kamri menilai bahwa penetapan Hasto sebagai tersangka dalam kasus yang terkait Harun Masiku memunculkan banyak pertanyaan.

Kasus ini, yang sudah berusia lima tahun, dianggap janggal karena baru sekarang menetapkan tersangka dengan nilai dugaan korupsi yang relatif kecil.

Ia juga membandingkan penanganan kasus Harun Masiku dengan buronan lainnya yang melibatkan kerugian negara jauh lebih besar namun tidak mendapatkan perhatian serupa.

Baca Juga: Muncul Isu Presiden Prabowo Sakit, Tunda Pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia

Menurutnya, penetapan ini tidak bisa dilepaskan dari sejumlah dinamika politik, seperti pemecatan 27 kader PDI Perjuangan, termasuk Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, serta berbagai isu lain menjelang kongres partai.

 Semua ini memberikan kesan bahwa ada upaya sistematis untuk melemahkan PDIP melalui serangan hukum dan kampanye negatif.

Rudi S Kamri menyebutkan bahwa serangan terhadap Hasto dan PDIP bersifat terstruktur, sistematis, dan masif.

“Jadi kelihatannya, serangan terhadap PDI Perjuangan ini terstruktur, sistematis, dan masif. Dan ini dilakukan oleh orang-orang yang dendam kepada PDI Perjuangan,” bebernya.

Ia menduga ada aktor tertentu dengan rekam jejak memecah belah partai dan organisasi besar di Indonesia. Contohnya, ia menyebut Partai Golkar, Partai Demokrat, dan organisasi lain yang pernah mengalami perpecahan akibat intervensi aktor-aktor yang sama.

Baca Juga: Rocky Gerung Soroti Dilema Prabowo ditengah Perseteruan PDIP dan Jokowi yang Kian Memanas