Justru, menurutnya, konflik lebih mungkin dipicu oleh individu atau kelompok di lingkaran dekat masing-masing tokoh.
Ia menegaskan bahwa dalam skenario perebutan kepemimpinan, masing-masing faksi akan memainkan peran penting bagi masa depan PDIP.
Jika Puan Maharani yang memimpin, maka sosok seperti Bambang Wuryanto (Pacul) dan Utut Adianto akan tetap eksis.
Sementara jika Prananda yang memimpin, kelompok lain yang ada di lingkaran Hasto Kristiyanto akan tetap memiliki pengaruh signifikan dalam partai.
Baca Juga: Jokowi dipecat PDI-P, Ikrar Nusa Bhakti: Kehilangan Cahaya Kekuasaan
Menanggapi isu keterlibatan Jokowi dalam upaya menggoyang PDIP, Zulfan Lindan menilai tudingan tersebut tidak berdasar.
Dominasi PDIP di Jawa Tengah, yang memenangkan 20 dari 35 kabupaten/kota pada Pilkada terakhir, membuktikan bahwa Jokowi tidak ikut campur dalam dinamika internal PDIP.
Jika benar ada intervensi dari pihak luar, terutama yang disebut sebagai “partai coklat”, Zulfan menilai hasil tersebut tidak akan mungkin terjadi.
“Artinya, bahwa Jokowi sebenarnya tidak ikut campur. Kalau dia mau main di situ, di partai coklat, ya kan, yang diisukan oleh kawan-kawan atau sebagian oknum yang ada di PDIP,” tegas Zulfan Lindan.***
Baca Juga: Viral Sambutan Gibran Bikin Kontroversi, Rocky Gerung: Tak Paham Tata Bahasa, Cocok Jadi Wapres?
Artikel Terkait
Dua Musuh Jokowi Bersatu Anies dan PDIP, Hersubeno Arief: Ini Akan Menghantui Sampai Pilpres 2029
Megawati Pemimpin yang Karimastik, Sobary: PDIP Tidak Gegabah Memecat Jokowi
Deddy Sitorus Ungkap Indikasi Pihak Tertentu Ingin Goyang Kongres PDIP 2025
Isu Jokowi Incar Kursi Ketum PDIP, Rocky Gerung: KTA Masih Ditahan!
Dinamika Politik Biasa, Bahlil Lahadalia: Hubungan Golkar dan PDIP Tetap Harmonis
PDIP Putuskan Hubungan dengan Jokowi, Rocky Gerung: Megawati Tantang Risiko Politik