Bisnisbandung.com - Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan pandangannya tentang sistem demokrasi dan Pilkada di Indonesia.
Prabowo menyoroti mahalnya biaya Pilkada langsung yang membebani negara.
Bahkan Prabowo membandingkan dengan sistem di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Baca Juga: Paling Tepat Jokowi Membuat Partai Sendiri, Yunarto Wijaya: Jangan Hanya Menjadi Anggota
Prabowo memulai dengan mengapresiasi pandangan Ketua Umum Partai Golkar yang menyebut perlunya evaluasi sistem demokrasi.
Dikutip dari youtube kompas, Prabowo menjelaskan "Kita harus memperbaiki sistem kita dan tidak boleh malu mengakui bahwa sistem ini mungkin terlalu mahal."
Prabowo mengkritik keras biaya besar yang dihabiskan dalam penyelenggaraan Pilkada.
Ia menilai anggaran tersebut bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain yang lebih penting seperti pendidikan dan infrastruktur.
"Berapa puluh triliun habis dalam satu atau dua hari? Padahal uang itu bisa untuk makan anak-anak kita, memperbaiki sekolah, atau membangun irigasi," katanya.
Baca Juga: Jokowi Mulai Diruntuhkan, Sobary: Terlihat dari Pion-Pion Jokowi yang Dirobohkan
Ia juga menyebut bahwa dalam sistem Pilkada langsung, bahkan kandidat yang menang sering terlihat "lusu" karena prosesnya yang menguras tenaga, pikiran, dan dana.
Prabowo membandingkan Indonesia dengan Malaysia dan Singapura yang menggunakan sistem berbeda.
Di kedua negara tersebut kepala daerah dipilih oleh anggota legislatif bukan melalui pemilu langsung yang mahal.
"Negara kita ini kelihatan kaya banget ya. Padahal sistem di negara lain lebih efisien. Anggota DPRD saja yang memilih gubernur atau bupati tidak perlu keluar uang sebanyak kita," tegasnya.
Baca Juga: Kubu RK-Suswono Batal Gugat ke MK, Hersubeno Arief: Resmi Jakarta Terbebas dari Mulyono
Artikel Terkait
Kunjungi Pondok Pesantren, Gibran Pastikan Santri Dapat Program Makan Bergizi Gratis
Jokowi Klarifikasi Soal Komunikasi dengan Golkar, Bukan untuk Gabung Jadi Anggota Kehormatan
Mahfud MD Ingatkan Pemerintahan Prabowo, Jangan Korbankan Hukum Demi Kebijakan
Panda Nababan Sindir Prabowo, Presiden Itu Bukan Jokowi Harus Mandiri!
Rocky Gerung: Warisan Defisit Jokowi Jadi Beban Berat untuk Prabowo
Rendahnya Partisipasi Pilkada "Demokrasi Kita Jadi Cacat," Kata Geisz Chalifah