Krisis Kepemimpinan, Rocky Gerung Tawari Solusi Cemerlang untuk Prabowo

Bisnisbandung.com - Rocky Gerung seorang intelektual terkemuka melontarkan pandangannya tentang situasi politik Indonesia yang kian memanas.

Rocky Gerung menyarankan bahwa Prabowo Subianto harus mengambil langkah berkelas untuk menyelamatkan bangsa ini dari kebingungan politik yang semakin memburuk.

Rocky Gerung menilai bahwa masalah besar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah kekurangan pemikiran strategis dalam kepemimpinan.

Baca Juga: Rocky Gerung: Dilihat dari Kaca Mata Prabowo IKN Tidak Ada Gunanya, Fokus Sejahterakan Rakyat

Rocky Gerung berpendapat bahwa Indonesia harus kembali ke akar pemikiran yang kuat dan berbobot seperti yang dicontohkan oleh tokoh-tokoh besar bangsa ini di masa lalu.

Menurut Rocky Gerung salah satu langkah yang bisa diambil Prabowo adalah menghidupkan kembali pemikiran-pemikiran yang mendalam dan filosofis bukan hanya terjebak dalam konflik politik sesaat.

Ia menekankan pentingnya pemikiran sebagai dasar dari segala keputusan politik yang diambil.

Rocky Gerung pun mengungkapkan rasa khawatirnya terhadap kondisi bangsa yang meski memiliki institusi demokrasi yang mapan namun justru terjebak dalam stagnasi pemikiran.

Baca Juga: Benarkah Partisipasi Pilkada Rendah Karena ada Pihak yang Menghalangi? Analisis Hendri Satrio

Dikutip dari youtubenya, Rocky Gerung menjelaskan “Demokrasi kita itu sudah membengkak bukan bertumbuh.”

“Uangnya banyak beredar retorikanya panjang namun pemikiran yang ada justru tak berkembang,” ujar Rocky Gerung.

Ia berharap bangsa ini bisa kembali ke jalur yang lebih produktif dengan menggali ide-ide yang lebih cerdas dan terstruktur.

Rocky Gerung juga mengingatkan bahwa Indonesia harus mempersiapkan diri menghadapi gejolak global seperti ketegangan yang terjadi di Timur Tengah.

Menurutnya kepemimpinan Indonesia perlu memiliki perspektif internasional yang tajam agar bisa tetap relevan di kancah dunia.

Baca Juga: Mengurai Dinasti Jokowi, Bivitri Susanti: Demokrasi Indonesia di Bawah Bayang-Bayang Autocratic Legalism