Hasto Cukup Agresif Menyerang Jokowi, Adi Prayitno: Ini Pengulangan Serangan yang Sudah Ada

photo author
- Rabu, 27 November 2024 | 21:00 WIB
Hasto (kiri) dan Jokowi (kanan) (Tangkap layar youtube Hersubeno Point)
Hasto (kiri) dan Jokowi (kanan) (Tangkap layar youtube Hersubeno Point)

Bisnisbandung.com - Pengamat politik Adi Prayitno memandang serangan terbaru Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terhadap mantan Presiden Jokowi sebagai bagian dari konflik politik yang belum selesai pasca Pilpres 2024.

Hasto Kristiyanto secara mengejutkan mengatakan bahwa dirinya akan dijadikan tersangka dalam kasus yag tidak jelas, dan Jokowi di balik serangan tersebut.

Adi Prayitno menilai, langkah-langkah seperti ini lebih merupakan kelanjutan dari pertarungan politik yang sudah berlangsung sejak Jokowi berseberangan dengan PDIP dalam pemilihan presiden lalu.

“Terkait podcast Hasto yang cukup agresif menyerang Pak Jokowi, menurut saya, tidak ada yang aneh. Bahkan, tidak ada kebaruan dalam hal ini. Secara substansi, apa yang disampaikan Hasto sebagai Sekjen PDIP adalah pengulangan serangan yang sudah ada sejak awal,” bebernya.

Baca Juga: Mau Buka Bisnis Di Rumah Saja? Ini Sejumlah Bisnis Yang Berpotensi Laris Manis!

“Memang, Presiden Jokowi sering dijadikan target kritik oleh PDIP, yang menilai bahwa Jokowi, dalam tanda kutip, memiliki cacat politik,”  terusnya dilansir dari youtube Zulfan Lindan Unpacking.

Menurut Adi Prayitno, kritik terhadap Jokowi, baik saat menjabat maupun setelah tidak lagi menjadi presiden, adalah pola yang berulang.

 Ia menyebut serangan Hasto dalam podcast terbaru hanyalah pengulangan dari narasi-narasi lama yang ditujukan untuk menekan pengaruh Jokowi, terutama ketika mantan presiden itu aktif dalam politik pasca-jabatan.

Baca Juga: Mengenal Dampak dari Strawberry Parenting

Adi Prayitno menggarisbawahi bahwa dampak kritik semacam ini kemungkinan lebih terbatas pada opini publik di kalangan elite dan tidak signifikan terhadap basis pendukung Jokowi di tingkat akar rumput.

Ia beranggapan mayoritas pemilih di tingkat bawah tidak terlibat dalam diskursus politik di media sosial, yang sering menjadi medium utama untuk menyebarkan kritik tersebut.

Namun, Adi Prayitno  juga melihat bahwa serangan ini mencerminkan hubungan yang semakin renggang antara PDIP dan Jokowi, residu dari Pilpres 2024.

Baca Juga: Wapres Gibran dan Selvi Ananda Nyoblos di Solo, Ajak Hormati Hasil Pilkada

Dalam kontestasi tersebut, Jokowi yang mendukung pasangan Prabowo-Gibran dianggap sebagai langkah politik yang berseberangan dengan PDIP, sehingga menciptakan konflik yang terus berlanjut bahkan setelah pemilu usai.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X