Dalam pandagannya, hubungan politik keduanya memiliki dasar sejarah yang kuat, terutama sejak mereka berpasangan dalam kontestasi politik pada 2009.
Hubungan inilah yang dianggap sebagai salah satu faktor yang membuat Jokowi kesulitan dalam memetakan langkah politiknya.
“Tetap, faktor yang ada di kepala Pak Jokowi adalah bahwa Gibran, baginya, tidak boleh membiarkan faksi Megawati ada di dalam koalisi Prabowo. Dari awal itu yang diinginkan oleh Pak Jokowi,” ungkap Rocky Gerung.
“Namun, politik berubah mengikuti bukan sekadar selera, tetapi kondisi mutakhir. Orang melihat bahwa kondisi mutakhirnya adalah PDIP memenangkan pemilu legislatif. Itu artinya Jokowi salah dalam berhitung,” tegasnya.***
Baca Juga: Gibran dan PDIP, Rocky Gerung: Dinasti Baru dalam Pemerintahan Prabowo
Artikel Terkait
Menghina Akal Sehat Bangsa! Amien Rais Persoalkan Hasil Survei Jokowi
Adili Jokowi! Mahasiswa Mulai Bergerak, Rocky Gerung: Tuntutan Tersebut Tidak Akan Berhenti
Prabowo Janji Naikkan Gaji Hakim, Air Mata Haru Pecah di Telepon!
Melangkah Menjadi Superpower Ekonomi Asia, Jokowi: Indonesia Siap
Gibran dan PDIP, Rocky Gerung: Dinasti Baru dalam Pemerintahan Prabowo
Gaji Hakim Tak Naik di Era Jokowi, Rocky Gerung: Prabowo Siap Berbenah