Ade Armando menilai bahwa strategi politik yang diterapkan Eep tidak hanya merusak hubungan kedua tokoh, tetapi juga memperkeruh situasi politik nasional dengan retorika yang memecah belah.
Dengan latar belakangnya sebagai intelektual dan konsultan politik berpengalaman, Eep Saefulloh sebenarnya memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada analisis politik yang objektif dan berkualitas.
Namun, Ade Armando menilai bahwa pandangan pribadi dan emosional Eep Saefulloh telah mempengaruhi objektivitasnya dalam menganalisis dinamika politik Indonesia, terutama dalam konteks hubungan Anies dan Jokowi.
“Bukan itu. Eep mengatakan, Jokowi tidak mau kehilangan ‘kenikmatan kekuasaan’, dan dia melakukannya dengan cara yang ekstrem,” lugasnya.***
Baca Juga: Satu Dekade Jokowi, Ahmad Khoirul Umam: Masa Depan Demokrasi di Tengah Kekuasaan Keluarga Jokowi
Artikel Terkait
Jokowi Menghalangi Jalan Anies Baswedan, Hersubeno Arief Bongkar Adanya Kejanggalan
Jokowi Terus Dipersoalkan, Rocky Gerung Soroti Pembangkangan Sipil di Akhir Masa Jabatannya
Jokowi Pamer Kekuatan di HUT TNI, Rocky Gerung: Tanda Masih Kuasai Militer?
Satu Dekade Jokowi, Ahmad Khoirul Umam: Masa Depan Demokrasi di Tengah Kekuasaan Keluarga Jokowi
Dari Kekuasaan ke Pengadilan, Amien Rais Bicara Soal Hukuman yang Layak untuk Jokowi
Ade Armando Sebut Eep Saefulloh ‘Provokator yang Dangkal’: Bilang Jokowi Presiden Paling Cemas di Indonesia