Bagi Refly Harun posisi Prabowo ini menunjukkan bahwa demokrasi yang ada seakan hanyalah 'mainan' bagi elit politik.
"Sekarang kita lihat rivalitas di panggung demokrasi berubah menjadi kolaborasi kekuasaan. Ini menandakan bahwa politik yang berjalan bukanlah politik ideal berdasarkan prinsip demokrasi tapi sekadar politik kompromi kekuasaan," jelas Refly Harun.
Menurut Refly Harun kritik-kritik ini juga mencerminkan kekecewaan sebagian publik terhadap jalannya pemerintahan saat ini.
Banyak yang merasa bahwa harapan akan demokrasi yang sehat semakin pudar ketika pemimpin-pemimpin yang diharapkan justru melakukan hal-hal yang dianggap jauh dari demokrasi substansial.
Refly Harun menegaskan bahwa tantangan demokrasi di Indonesia saat ini bukan hanya masalah teknis seperti pemilu atau pergantian kepemimpinan tapi lebih kepada bagaimana elite memahami dan mempraktikkan demokrasi secara nyata.
"Kita butuh pemimpin yang benar-benar memahami apa itu demokrasi, bukan sekadar tahu prosedur pemilu atau perhitungan suara," pungkasnya.***
Artikel Terkait
Ahmad Dhani Menggandeng Musik dan Politik untuk Perubahan
Annisa Mahesa Anggota DPR Termuda dengan Harta Rp 5,8 Miliar, Ini Profil Lengkapnya
Pakai Kostum Ultraman di Pelantikan DPR, Jamaludin Malik Bikin Geger
Terungkap! Gde Siriana: Gatot Nurmantyo Jadi Sasaran Utama Aksi Premanisme di Forum Diaspora
Preman Perusuh di Forum Tanah Air Hadir di Acara Golkar, Rocky Gerung: Polisi Harus Jelaskan!
Salim Said Bicara Soal Tuduhan PKI Terhadap Jokowi, Beban Berat Seorang Presiden