Bisnisbandung.com - Setiap akhir September sejarah Gerakan 30 September (G30S) Indonesia kembali dibicarakan.
G30S tak hanya menewaskan tujuh jenderal tetapi juga menjadi awal dari tragedi kemanusiaan yang lebih besar.
Okky Madasari mengungkap sisi lain dari tragedi tersebut sebagai terbantainya ilmu pengetahuan.
Baca Juga: Ungu Merilis Karya Terbaru bersama Nassar dan Lesti berjudul Udang Di Balik Batu
Dalam tragedi 1965 G30S itu tak kurang dari 500.000 nyawa melayang tanpa pengadilan karena dianggap terlibat dalam Partai Komunis Indonesia (PKI).
Okky Madasari menjelaskan bahwa G30S telah menghentikan perkembangan pengetahuan yang sedang dirintis oleh para intelektual Indonesia terutama mereka yang belajar di luar negeri.
Banyak dari mereka dicurigai sebagai anggota PKI sehingga dilarang pulang.
Akibatnya ilmu-ilmu yang tengah mereka pelajari tidak bisa diterapkan di Indonesia, Padahal ilmu tersebut sangat penting bagi kemajuan bangsa.
“Para intelektual yang saat itu belajar di luar negeri tidak bisa pulang karena dituduh bagian dari PKI. Mereka akhirnya gagal menyebarkan dan mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari,” kata Okky Madasari yang dikutip drai youtube pribadinya.
Baca Juga: Berlimpah Hadiah, BRImo FSTVL Hadir Kembali Untuk Para Pengguna Setia Super Apps BRImo
Tak hanya itu Okky Madasari juga menyoroti hilangnya pengetahuan yang dianggap berakar pada marxisme, sosialisme, dan pemikiran kiri.
Ilmu-ilmu ini meskipun sangat relevan untuk memahami berbagai persoalan sosial dan ekonomi diberangus karena dianggap berbahaya.
“Pemikiran yang berakar pada marxisme itu penting untuk memahami teori-teori sosial dan ekonomi. Tapi karena dianggap terkait dengan komunisme semua itu dibungkam,” jelas Okky Madasari.
Setelah peristiwa G30S, stigma terhadap orang-orang yang dituduh terlibat PKI masih terasa hingga sekarang.
Artikel Terkait
Meninggalkan Jabatan untuk Kebangkitan PDI-P, Arteria Dahlan Mundur dari DPR
Gatot Nurmantyo Ungkap Rahasia Raja Jawa, Kontrol yang Mengikat Aparat Negara!
TAP MPR dan Sejarah yang Terancam Hilang, Pandangan Bivitri Susanti
Refly Harun Bongkar Alasan Jokowi Belum Pindahkan Ibu Kota ke IKN
Israel Serang Lebanon dan Yaman, Rocky Gerung: Kenapa Indonesia Sibuk Ribut Sendiri
Jokowi Buka Jalur Ekspor Pasir Laut, Parid Ridwanuddin: Peluang atau Ancaman Korupsi?