Lebih lanjut, Rocky menyinggung soal bonus demografi yang sering digaungkan Jokowi.
Menurut Rocky Gerung bonus demografi tidak akan memberi manfaat jika sumber daya manusia (SDM) yang ada tidak memiliki kualitas dan tidak didukung pendidikan yang memadai.
Padahal kata Rocky Gerung bonus demografi seharusnya menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk bersaing di kancah internasional.
"Kalau SDM-nya tidak bermutu, bagaimana bisa bersaing? Bukannya kita mendapat bonus demografi, malah kita terjebak dalam kelebihan tenaga kerja yang tidak terserap," jelas Rocky Gerung.
Baca Juga: Cara Mudah Membuat Saluran WhatsApp Tanpa Ribet untuk Android, iOS, dan Web
Rocky Gerung mengatakan bahwa Presiden Jokowi telah gagal membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
Ia menilai pemerintahan Jokowi meninggalkan banyak masalah seperti tingginya angka pengangguran utang negara yang membengkak, hingga kerusakan lingkungan.
"Jokowi akan dikenang sebagai presiden yang meninggalkan 60-70 juta pengangguran, utang negara yang menumpuk dan ekologi yang rusak," tegas Rocky Gerung.
Selain itu Rocky Gerung menyindir hasil survei yang masih menunjukkan popularitas Jokowi di angka tinggi, yakni 82%.
Baca Juga: Kenapa WhatsApp Jadi Aplikasi Chat Favorit Semua Orang? Ini 7 Alasannya!
Menurutnya angka ini aneh mengingat minimnya prestasi yang ditorehkan oleh Jokowi selama masa kepemimpinannya.
"Prestasi tidak ada, tapi surveinya masih 82%. Ini kan aneh. Infrastrukturnya dibangun pakai utang, prestasi yang dibanggakan pun nihil. Jadi, ini baru namanya fufufafa," tutup Rocky Gerung.***
Artikel Terkait
Dugaan Suap dan Gratifikasi, Mochammad Jasin Tantang KPK untuk Tindak Keluarga Jokowi
Tifauzia Tyassuma Soroti Gaya Hidup Kaesang, Naik Jet Pribadi Tanpa Temen Apa Etis?
Jimly Asshiddiqie: KADIN Harus Tetap Jadi Lembaga Publik Bukan Swasta
Gaya Cak Lontong Menghadapi Pilkada, Cerita Mendadak dan Strategi Kampanye yang Bikin Ngakak
Qodari Desak KPK Periksa Megawati, Puan dan Mahfud MD Usai Pemanggilan Kaesang
Mahfud MD: Indonesia Mulai Menunjukkan Gejala Otoritarianisme