Kementerian menyarankan agar pihak rumah sakit menyelesaikan masalah ini melalui mekanisme internal, seperti Satuan Pengawas Internal (SPI) yang bersifat independen.
“Kemenkes mengimbau agar Rumah Sakit Medistra memperbaiki permasalahan ini secara internal, terlebih lagi SPI atau unit internal yang bersifat independen dari pihak rumah sakit sudah ada,” ujar Hersubeno Arief.
Namun, sikap Kementerian yang tidak menunjukkan tindakan tegas ini mendapat kritik, termasuk dari Hersubeno Arief, yang melihat kasus ini sebagai isu sensitif yang seharusnya mendapat perhatian lebih dari pemerintah.
Kasus ini mencerminkan dinamika sosial di Indonesia, di mana isu diskriminasi agama menjadi sangat sensitif dan dapat memicu reaksi keras dari masyarakat.
Namun, perhatian dari media mainstream terhadap kasus ini tampaknya kurang dibandingkan dengan kasus serupa yang pernah terjadi di wilayah lain.
Hersubeno Arief juga menyoroti ketidakadilan dalam penanganan isu diskriminasi agama oleh media, di mana kasus lain yang melibatkan pemaksaan hijab di Sumatera Barat sempat menghebohkan, sementara kasus Medistra ini relatif sepi pemberitaan.***
Baca Juga: Peringatan Faisal Basri: Utak-Atik Kebijakan Berisiko Hancurkan Stabilitas Ekonomi
Artikel Terkait
Aura Politik Anies Baswedan Meredup, Adi Prayitno Sebut Prabowo Subianto Jadi Contoh Ketahanan Politik
Impeachment Jokowi dan Implikasi Bagi Prabowo, Rocky Gerung: Semua Kemungkinan Ada di Depan Mata
Prabowo Akan Kirim Pasukan Khusus Kejar Pelaku Korupsi Hingga ke Ujung Dunia
Jokowi Cemas Menjelang Lengser, Rocky Gerung: Minta Perlindungan Prabowo?
IKN Kena Potong Anggaran, Rocky Gerung: Prabowo Bisa Batalkan Proyek Ambisius Jokowi
Ikrar Nusa Bakti Ungkap Strategi Politik Anies: Partai, Kekuasaan, atau Koalisi Prabowo?