Rusaknya Moral Politik di Era Jokowi, Faizal Assegaf: Tersisa Megawati dan Anies

photo author
- Minggu, 25 Agustus 2024 | 17:45 WIB
Faizal Assegaf (Tangkap layar youtube Indonesia Lawyers Club)
Faizal Assegaf (Tangkap layar youtube Indonesia Lawyers Club)

 

Bisnisbandung.com - Menurut Faizal Assegaf dominasi politik Presiden Jokowi kini menghadapi tantangan hebat yang ditandai dengan kebangkitan moral dipimpin Anies Baswedan dan dukungan dari PDIP di bawah pimpinan Ibu Megawati.

 Faizal  Assagaf menyebut bahwa situasi politik saat ini menggambarkan pertempuran antara kekuatan politik yang kuat dengan gerakan moral yang semakin mengakar di masyarakat.

Presiden Jokowi, dalam pandangan Faizal Assegaf telah menunjukkan kekuasaannya dengan memastikan beberapa keputusan politik menjadi harga mati, termasuk dalam kasus meloloskan Gibran.

Keputusan ini mencerminkan betapa kuatnya pengaruh Jokowi dan partai-partai di lingkaran istana. Namun, di tengah dominasi ini, suara-suara yang mendukung kebangkitan moral semakin keras terdengar.

Baca Juga: Prabowo Harus Tinggalkan Jokowi, Rocky Gerung:Tidak Lagi Punya Kesempatan Bernegosiasi

Faizal  Assegaf menekankan bahwa Anies Baswedan dan Ibu Megawati adalah sosok-sosok yang berani mengusung moralitas dalam politik.

“Maka yang tersisa di pihak rakyat adalah Anies dan Ibu Megawati harus berani,” ujar Faizal Assegaf dilansir dari youtube Indonesia Lawyers Club.

Mereka diharapkan mampu menghadirkan perubahan signifikan di Pilkada DKI mendatang.

Dukungan terhadap Anies untuk maju di Pilkada ini dianggap sebagai langkah penting yang tidak boleh ditunda atau dihalangi, menjadi simbol perjuangan melawan kekuasaan yang dinilai amoral.

Baca Juga: Kegelisahan Jokowi Hendak Diasuransikan Kepada Prabowo, Rocky Gerung: Tidak Mungkin

Ketegangan politik ini memunculkan prediksi yang mencemaskan, di mana sebagian besar orang melihat potensi Indonesia menuju situasi seperti di Bangladesh, di mana prinsip-prinsip konstitusi mulai terabaikan.

Perjuangan ini juga menyoroti pentingnya memberikan ruang bagi demokrasi yang sehat, di mana Pilkada DKI bukan hanya menjadi keinginan segelintir elite, tetapi kompetisi politik yang damai dan adil.

 Namun, jika Presiden Jokowi terus bermain dengan pendekatan yang dianggap tidak bermoral hingga akhir masa jabatannya, permintaan maaf yang pernah ia sampaikan kepada publik juga akan kehilangan maknanya, tegas Faizal Assegaf.

Baca Juga: Rocky Gerung: Pertemuan Anies-Megawati dan Tanda-Tanda Akhir Negosiasi dengan Rezim Jokowi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Sumber: YouTube Indonesia Lawyers Club

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X