Pilihan untuk menarik dukungan terhadap Anies dan bergabung dengan KIM Plus mencerminkan bagaimana tekanan politik dapat memaksa seorang politisi untuk mengambil langkah yang sebenarnya tidak diinginkan.
Keinginan Presiden Jokowi untuk menang di semua daerah, dan mengendalikan seluruh proses politik, telah membuat permainan politik semakin kotor.
Hal ini diprediksi akan menjadi lebih buruk pada Pilkada mendatang, di mana kandidat yang beragam dan kepentingan yang berbaur akan membuat situasi semakin kompleks.
Baca Juga: Masa Depan IKN, Jokowi: Simbol Pembangunan Nasional yang Adil dan Merata
Rocky Gerung memperkirakan bahwa situasi yang penuh dengan tekanan ini, banyak pihak yang mungkin berpura-pura mendukung Jokowi, tetapi sebenarnya memiliki agenda terselubung untuk menjatuhkan lawan politik mereka.
Ini adalah tanda bahwa politik telah mencapai tahap pembusukan, di mana segala cara dilakukan demi mencapai tujuan.
Rocky Gerung mengindikasikan bahwa pembusukan politik ini bisa menjadi momen untuk menghitung ulang arah masa depan.
“Biasanya, setelah pembusukan politik selesai, ada kemungkinan untuk menghitung ulang arah masa depan,” katanya.***
Baca Juga: Satu Pasangan Calon Walikota Bandung Resmi Dideklarasi Nasdem-PKB
Artikel Terkait
Ketegangan PKB dan NU, Cak Imin: Jangan Campuri Urusan, Jika Tidak Saya Akan Bertindak!
Perseteruan PKB dan PBNU, Wakil Presiden Ma'ruf Amin: Akan Berakhir Sendirinya
Heboh Pencatutan KTP, Rocky Gerung Ungkap Kepentingan Kaesang di Balik Kasus Ini
Sekjen PDIP Hasto Serang Jokowi Dengan Bocoran Rekaman. Rocky Gerung: Sudah Siap Perang Frontal?
Satu Pasangan Calon Walikota Bandung Resmi Dideklarasi Nasdem-PKB
Prabowo Tak Mau Injak Karpet Merah di IKN, Rocky Gerung Ungkap Kemungkinan Alasan di Baliknya