Bisnisbandung.com - Isu mengenai sidak barang impor ilegal sedang hangat dibicarakan.
Sejumlah pedagang menutup toko mereka karena ketakutan dengan adanya razia.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan merespons situasi ini dengan menjelaskan latar belakang pembentukan Satgas Pengawasan Barang Tertentu.
Dikutip dari youtube kompas, Zulkifli Hasan mengatakan "Kita semua tahu, banyak industri tekstil dan sektor lainnya yang mengeluhkan barang impor ilegal."
"Harga barang-barang ini sangat murah dan tidak sesuai dengan standar SNI, sehingga merugikan industri dalam negeri dan menyebabkan banyak PHK serta penutupan pabrik," ujar Zulkifli Hasan.
Menurut Zulkifli Hasan pembentukan Satgas ini didasarkan pada UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan dan PP No. 29 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan.
Satgas ini beranggotakan 11 kementerian dan lembaga termasuk Kementerian Perdagangan, Kejaksaan Agung, Polri, dan Kementerian Keuangan.
Baca Juga: 250 Peserta Siap Meriahkan Turnamen Tenis Ganesha ITB Cup 2024
Zulkifli Hasan menekankan "Tujuan utama Satgas ini adalah untuk menciptakan pengawasan yang efektif terhadap barang impor tertentu."
"Mencegah PHK, dan penutupan pabrik akibat barang ilegal," lanjut Zulkifli Hasan.
Adapun barang-barang yang diawasi oleh Satgas meliputi tekstil dan produk tekstil, pakaian jadi dan aksesoris, keramik, elektronik, alas kaki, kosmetik, dan barang tekstil jadi lainnya.
Satgas ini mulai bekerja efektif sejak 18 Juli 2024 dan akan beroperasi hingga akhir Desember 2024.
Zulkifli Hasan menjelaskan "Satgas akan melakukan inventarisasi masalah, menetapkan sasaran, prosedur kerja, pemeriksaan perizinan, dan klarifikasi terhadap pelaku usaha terkait dugaan pelanggaran."
Artikel Terkait
Jokowi Cawe-Cawe Kursi Menteri & Pilkada, Prof. Djohermansyah Djohan: Prabowo Lebih Hebat
Djayadi Hanan: Bambang Pacul Bakal Lawan Prabowo & Jokowi Lagi?
Geger 109 Ton Emas Ilegal PT Antam! Kejagung Umumkan Tujuh Tersangka Baru
Suasana Akrab, Prabowo: Jokowi Latih Saya Agar Tak Kaget Jadi Presiden
Si Kunci Inggris, Jusuf Hamka yang Bisa Menyesuaikan Diri dengan Siapa Saja
Ngotot Prabowo Harus Jadi Presiden, Ini Alasan Setiawan Djody